Gempa berkekuatan 7.6 skala Richter merusak ribuan rumah, bangunan, dan jembatan di Sumatera Barat. Tiga desa terkubur, dan ratusan orang masih terperangkap di bawah bangunan-bangunan hingga saat ini. Gempa lainnya juga terjadi di Jambi (Sumatera), Papua, dan Gorontalo (Sulawesi), tetapi kekuatannya tidak sebesar yang terjadi di Sumatera Barat.
Pada saat pertama kali saya mendengar berita tentang gempa di Sumatera, saya sangat terkejut. Saya sedang dalam perjalanan menuju bandara Soekarno Hatta di Jakarta untuk menjemput keluarga saya. Tapi saya tahu bahwa saya harus melakukan sesuatu untuk membantu situasi di Sumatera, jadi saya mendoa untuk mengetahui apa yang harus saya doakan. Pikiran yang pertama kali datang pada saya adalah bahwa Allah adalah Semua-dalam-semua dan Dia yang berkuasa atas segala-galanya saat ini di Sumatera. Kebenaran-kebenaran sederhana tersebut sangat menghibur dan menenangkan, sehingga saya dapat lebih banyak mendoa. Saya terus menyatakan Kemaha-hadiran dan Kemaha-kuasaan Allah yang menjaga setiap orang dan setiap hal, setiap waktu, tanpa menghiraukan di manapun mereka berada.
Saat saya mendengarkan berita di TV, saya melihat bahwa situasi disana lebih buruk dari yang saya bayangkan sebelumnya. Saya sudah menghubungi Gereja Induk dan Global Team dari Departmen Pemuda Gereja Induk (kelompok yang beranggotakan 12 orang relawan dari seluruh dunia, dimana saya adalah salah satu anggotanya) dan meminta mereka untuk mendoa bersama saya. Doa saya dan ide-ide dari teman-teman di Global Team yang dibagikan kepada saya sangatlah membantu saya untuk melihat dengan cara yang berbeda dari apa yang diberitakan di media masa.
Walaupun orang-orang mengalami berbagai kepedihan dan kesedihan, namun banyak pula yang mengalami mukjizat – kebaikan yang sangat tidak terduga ditengah penderitaan. Saya merasakan begitu banyak kasih yang dicurahkan kepada negeri saya dari orang-orang di seluruh dunia, melalui bantuan dana, makanan dan perlengkapan, dan tentu saja tim SAR yang sangat banyak membantu.
Saya banyak berpikir tentang kontribusi nyata yang dapat saya berikan untuk membantu masyarakat di Sumatera. Saya ingin sekali menjadi relawan tetapi masih banyak pekerjaan saya yang tidak bisa ditunda. Jadi, saya mendoa untuk mengetahui bahwa “Kasih ilahi senantiasa telah memenuhi dan selalu akan memenuhi segala keperluan manusia” (Ilmupengetahuan & Kesehatan, hal. 494) dan juga Allah sebagai sumber yang nyata akan segala-galanya, selalu tahu apa yang terbaik yang dibutuhkan oleh anak-anakNya bahkan sebelum kebutuhan itu hadir. Saya berserah kepada Allah untuk memenuhi setiap kebutuhan di Sumatera, Papua dan Gorontalo.
Karena begitu banyak orang yang kehilangan keluarga, rumah, dan pekerjaan, sangatlah penting bagi kita untuk mendoa dan memberikan dukungan secara rohaniah kepada mereka. Orang-orang butuh makanan, air, pakaian, selimut, dan tempat tinggal, dan yang paling penting adalah doa kita. Marilah bergabung bersama saya untuk mendoa bagi saudara-saudara di negeri saya.