Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Penyembuhan luka bakar yang cepat dan sempurna

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Juli 2009


Suatu sore di bulan April 1997, waktu saya sedang menyiapkan makan malam, sepanci mie pasta dan air mendidih tumpah ke paha saya. Saya memakai celana panjang yang terbuat dari bahan sintetis, dan air mendidih melelehkan celana sintetis itu ke paha saya.

Anak sulung saya, yang baru masuk Sekolah Lanjutan Atas dan saat itu sedang berada di dapur membantu saya melepaskan celana tersebut. Kami sungguh terkejut atas apa yang kami lihat. Paha saya terbakar sampai sebatas lutut.

Dalam Ilmpengetahuan Kristen saya telah belajar, bahwa sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, saya diciptakan menurut gambar dan keserupaan Allah, jadi bersifat rohaniah (lihat Kej. 1: 27). Kecenderungan saya saat itu adalah untuk berdoa, dan saya tahu bahwa doa saya harus dimulai dengan kebenaran yang hakiki ini. Pernyataan berikut dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, karangan Mary Baker Eddy, menolong saya untuk tetap berdoa, dan menempatkan diri saya sepenuhnya dalam penjagaan Allah: “Suatu ide rohaniah tidak mengandung satu pun unsur kesesatan, dan kebenaran ini membuangkan dengan selayaknya apa pun yang merugikan” (hlm. 463).

Meskipun demikian, reaksi pertama saya adalah berteriak karena kesakitan. Tetapi saya berpaling kepada Allah dan teringat sepotong-sepotong  pernyataan berikut: “Di bawah pimpinan dan penjagaan ilahi tidak dapat terjadi kecelakaan, karena tidak ada tempat bagi ketidaksempurnaan di dalam kesempurnaan” (Ilmupengetahuan Kristen dan Kesehatan, hlm. 424). Bagi saya, saat itu pesan tersebut mengatakan bahwa karena saya bersifat rohaniah, maka saya sudah sempurna, jadi tidak ada alasan bagi saya untuk merasa telah melakukan suatu hal yang bodoh yang menyebabkan kecelakaan.

Saya menelepon seorang penyembuh untuk mendoa bersama saya tapi tidak berhasil menghubunginya. Jadi saya terus mencoba untuk menenangkan hati saya dan anak-anak perempuan saya. Yang saya pikirkan terutama adalah anak-anak saya. Saya tidak ingin mereka menjadi takut — karena bagi saya sendiri, saat itu atau saat penyembuhan berlangsung, ketakutan bukan merupakan sesuatu masalah. Saya meyakinkan mereka bahwa kasih serta kuasa Allah yang di atas segala-galanya menyertai kami saat itu juga. Kami menyanyikan nyanyian gereja bersama-sama, termasuk lagu favorit kami yang dimulai dengan, “Hadrat yang suci, damai, bahagia, Hidup ilahi wujud semesta” (Mary Baker Eddy, Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, No.212). Hal ini menenangkan hati saya. Saya benar-benar merasa Kasih ilahi menjaga dan memelihara kami.

Kemudian kami membicarakan kebenaran sederhana yang telah kami pelajari di Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen, seperti “Tiada kuatir ketika Allah hadir,” dan Tak ada tempat di mana Allah tak dekat.”

Saya meminta anak perempuan saya yang sulung untuk menghubungi suami saya di kantor, karena saya merasa memerlukan dukungannya. Sementara itu saya berhasil menghubungi penyembuh, dan ia pun berdoa untuk saya. Suami saya tiba di rumah kira-kira 30 menit kemudian, dan saat melihat betapa serius keadaan saya, ia menyarankan untuk memanggil seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen. Dia bukan pelajar Ilmupengetahuan Kristen, tetapi sangat memahami bahwa saya mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen sebagai cara penyembuhan yang saya andalkan dan saya pilih.

Seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen segera datang ke rumah kami. Dengan hati-hati dia membersihkan dan membalut luka di kaki saya. Hal ini sangatlah penting, bukan hanya untuk menjaga agar luka itu tetap bersih, tetapi juga untuk mencegah agar saya tidak terus-menerus melihat luka tersebut. Saya ingin tetap fokus kepada kesempurnaan rohaniah saya alih-alih memeriksa kemajuan fisik.  

Beberapa hari berikutnya rasa sakitnya luar biasa, tetapi berdoa dengan pemikiran bahwa tidak mungkin “zat dapat merasa sakit, menjadi bengkak, dan meradang sebagai akibat suatu hukum jenis yang mana juapun,” membantu saya untuk fokus kepada kehadiran Allah yang lemah lembut dan menyembuhkan (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 393).

Selama beberapa minggu saya berjuang dengan ketidaknyamanan yang luar biasa, terutama ketika baju saya menyentuh bagian yang luka. Tiap hari penyembuh menolong saya untuk menyadari bahwa sebagai ide rohaniah Allah, saya tidak dapat dicederai dengan cara apa pun. Pemikiran ini membantu saya untuk terus melakukan kegiatan sehari-hari sebagai ibu dan guru sekolah. Satu hari pun saya tidak pernah absen mengajar. Selama waktu itu, siang malam saya terus berdoa bersama penyembuh, dan seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen membersihkan dan membalut kembali luka saya sampai hal itu tidak diperlukan lagi. Mula-mula rasa sakit itu datang dan pergi, kemudian hilang sama sekali. Tidak pernah timbul sedikitpun rasa kaku, tidak juga tanda-tanda infeksi. Selagi kami berdoa, luka bakar itu sembuh dalam beberapa minggu.

Apa yang berkesan bagi saya mengenai pengalaman ini, dan penyembuhan lain yang saya alami dalam Ilmupengetahuan Kristen, adalah bahwa penyembuhan adalah sesuatu yang wajar dan alami.

Sekitar dua tahun yang lalu, saya menyadari bahwa penyembuhan itu benar-benar sempurna. Saya tidak pernah memakai celana pendek atau baju renang selama beberapa waktu karena adanya bekas luka. Tetapi saya memakainya musim panas itu di pantai, dan ketika saya melihat kaki saya, bahkan satu gores pun tidak ada tanda-tanda bekas luka — hanya kulit lembut yang normal.

Untuk kesembuhan ini dan semua berkat dalam hidup saya sebagai hasil mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen, saya sungguh-sungguh bersyukur.


Saya suami Dorinda dan saya menyaksikan apa yang diceritakan Dorinda. Saya ingat bahwa luka bakar itu terlihat lebih buruk dari pada yang saya perkirakan. Saya bukan pelajar Ilmupengetahuan Kristen dan merasa takjub bahwa Dorinda dapat tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa. Saya menanyakan apakah dia sudah menghubungi seorang penyembuh dan menawarkan untuk menelepon seorang perawat Ilmupengetahuan Kristen — hal ini membantu saya mengetahui bahwa apa pun yang dapat dilakukan  menurut cara penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen sudah dilakukan. Ketika perawat membersihkan dan membalut luka, kekuatiran saya akan kemungkinan terjadinya infeksi berkurang; saya juga berpikir hal itu dapat membantu Dorinda lebih merasa nyaman. Saya tidak dapat membayangkan kebanyakan orang mampu melalui hal seperti itu dengan kekuatan serta keteguhan seperti yang dinyatakan Dorinda saat melewati masa penyembuhan, yang membutuhkan waktu beberapa minggu (tanpa absen dari pekerjaan, tanpa orang yang menggantikannya menjaga anak-anak, dan tanpa pikiran untuk meminta bantuan selain kepada Ilmupengetahuan Kristen).


Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.