Orang mengatakan bahwa hampir setiap anak perempuan yang duduk di sekolah dasar memimpikan untuk memiliki kuda, dan hampir setiap remaja putra yang suka atletik memimpikan untuk berlaga di Olympiade dan/atau bermain di liga utama — baseball, rugby, sepak bola, dsb. Tetapi hanya sebagian kecil gadis dan remaja putra itu mencapai keinginannya.
Demikian pula, mungkin benar bahwa setiap orang yang telah mengalami penyembuhan dalam Ilmupengetahuan Kristen merasakan suatu keinginan untuk menyembuhkan orang lain, sementara hanya sebagian kecil yang mencapai keinginan tersebut dalam taraf yang mereka kehendaki.
Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan: Mengapa suatu penyembuhan yang sederhana dalam Ilmupengetahuan Kristen mengilhami kita untuk menyembuhkan orang lain? Mengapa sedikit sekali yang dapat melihat keinginan tersebut terpenuhi? Bagaimana keinginan tersebut dapat dipenuhi?
Mengapa keinginan itu timbul
Saat ini, ketika memalingkan pandangan ke jendela ruang kerja saya, saya melihat hamparan pohon forsythia sedang berbunga lebat. Meskipun hari mendung, hal itu tidak mengurangi warna kuning yang dipancarkan bunga-bunga tersebut bagaikan api unggun yang besar.
Pohon forsythia tidak melakukan hal itu dari kemampuannya sendiri. Seorang pakar tumbuh-tumbuhan akan mengatakan bahwa hukum-hukum alam yang bersifat kebendaan menyebabkan pohon-pohon itu berbunga, tetapi sebetulnya lebih dari itu. Bagi pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang memahami ide-ide rohaniah di balik yang terlihat sebagai benda-benda — bagi pemikir rohaniah yang menggeluti metafisika yang “menguraikan benda sebagai pikiran, dan mengganti obyek-obyek pancaindera dengan ide-ide Jiwa” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan karangan Mary Baker Eddy, hlm. 269) — forsythia tersebut merupakan ide ilahi yang diperintahi hukum Allah, yang menyebabkannya tampil dengan warna cerah yang bersifat rohaniah.
Demikianlah halnya dengan keinginan untuk menyembuhkan orang lain dalam Ilmupengetahuan Kristen. Keinginan yang muncul akibat suatu penyembuhan tidaklah timbul dari kehendak kita. Kita tidak menyebabkan timbulnya kasih yang begitu mesra. Seorang psikolog akan memberikan penjelasan yang bersifat insani, tetapi dia keliru. Bagi pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang tiba-tiba merasakan suatu kehangatan di hatinya yang belum pernah dirasakannya sebelumnya, hal itu merupakan kuasa Roh Kudus, api Kristus, kasih Allah kepada semua ciptaanNya, yang bersinar di dalam hatinya. Kita ingin menyembuhkan, karena kita tidak berdaya menolak keinginan itu. Kasih seperti yang dinyatakan kanak-kanak, yang mendatangkan kesembuhan, mencakup keinginan wajar yang tidak dapat dipendam untuk berbagi dengan orang lain. Keduanya terhubung seperti cahaya dan panas. Kita ini seperti bocah kecil yang secara spontan tersenyum saat ayahnya datang. Kita ini seperti pohon forsythia yang berbunga cerah dan kunang-kunang yang memijarkan cahaya dengan wajar. Allah mengerjakan di dalam kita “baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13). Kita harus merasa nyaman dengan keinginan tersebut dan membiarkan Allah menumbuhkannya.
Setiap penyembuhan dalam Ilmupengetahuan Kristen mencakup suatu penemuan atau wawasan, terkadang kecil, terkadang besar, mengenai alam semesta yang melampaui zat. Ini merupakan penemuan yang terbesar dari segala penemuan. Ini lebih besar dan lebih dalam daripada penemuan seorang astronot yang melihat sebuah galaksi baru dan dengan bersemangat menyampaikannya kepada dunia, atau penemuan seorang ahli fisika yang menghitung secara matematis dan kemudian membuktikan suatu partikel baru, dan ingin sekali memberitahukannya kepada para sejawatnya.
Penemuan rohaniah dalam Ilmupengetahuan Kristen lebih besar daripada penemuan-penemuan tersebut karena merupakan pemahaman melampaui zat itu sendiri kepada substansi yang sesungguhnya, yang bersifat rohaniah. Hal itu merupakan pemahaman mengenai apa yang tidak dapat dilihat secara kebendaan. Hal itu menyertai penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen karena dalam Ilmupengetahuan Kristen penyembuhan didasarkan pada pengertian rohaniah. Hal itu menunjukkan apa yang sesungguhnya ada, di tempat kelihatannya yang ada adalah zat. Hal itu merupakan wawasan kepada kesejatian alam semesta. Dan hal itu membawa serta apa yang kita sebut ketakjuban akan kasih, keinginan yang menggebu untuk berbagi penemuan ini dengan orang lain melalui penyembuhan. Keinginan ini tidak perlu mengejutkan kita, karena sangatlah wajar. Beberapa orang ingin meneriakkannya dari atap rumah, seperti kata teman saya baru-baru ini. Orang lain hanya ingin dibimbing Allah kepada pengalaman-pengalaman di mana mereka dapat berbagi bahkan sedikit saja apa yang mereka pahami, dengan orang lain, melalui penyembuhan. Tapi bagi setiap orang, hal itu merupakan kasih yang paling bebas dari diri. Hal itu bukanlah untuk mendapatkan pengakuan atau keuntungan pribadi. Hal itu adalah untuk memuliakan Allah.
Yesus secara sederhana mengatakan, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga” (Yoh 5:17).
Ny. Eddy juga tergerak oleh kasih ini, dan menyatakan perasaannya dalam kata-kata sederhana berikut:
Kiranya ada baktiku
Tiap hari,
Beramal pada umatMu
Penuh kasih.
(Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, no 253).
Mengapa keinginan itu tidak selalu terpenuhi
Kebanyakan anak-anak mengalami persaingan. Mungkin seseorang mendorongnya agar dapat masuk bis terlebih dahulu, atau ingin dipilih dalam suatu pertandingan, atau ingin duduk paling dekat dengan orang yang sedang mendongeng. Ada yang mengatakan hal itu memang sifat manusia, tetapi waktu saya masih kecil ayah memelihara anjing cocker spaniel, dan bahkan anak-anak anjing yang baru lahir, yang belum dapat melihat sudah bersaing untuk menyusu kepada induknya.
Persaingan sudah mengakar dalam kehidupan manusia, dan terbawa sampai dewasa. Bahkan para murid Yesus bersaing untuk menjadi yang terbesar di mata Yesus (Markus 9:33, 34), dan isteri Zebedeus berusaha mempromosikan anak-anaknya di mata Yesus (Matius 20:20-23). Tetapi semua itu bukan hanya masalah siapa yang memiliki perusahaan truk atau ladang pertaniaan terbesar, siapa yang tinggal di rumah terbesar, siapa yang pangkatnya paling tinggi, atau siapa yang lari 100 m tercepat. Pada hakekatnya, bukankah hal itu bersumber kepada pertanyaan ide-ide siapa yang memerintah?
Setiap kecenderungan dalam pikiran manusia kepada yang baik, bermoral dan murni, jujur dan cerdas, progresif dan mulia, menghadapi perlawanan. Apa pun yang lebih baik daripada norma-norma zat yang sekarang dianut, ditentang sebagai ancaman terhadap status quo yang dimiliki zat saat ini. Ini merupakan perlawanan terhadap Kristus, atau Kebenaran Allah yang penuh kasih bahwa semua hal bersifat rohaniah, oleh apa yang oleh Rasul Paulus disebut budi yang kedagingan, atau suatu pernyataaan yang gencar bahwa zat dan hukum-hukumnya memerintahi alam semesta.
Bagi orang yang mendambakan untuk mempraktekkan penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, perlawanan budi yang kedagingan sangat bersifat akut. Sebabnya adalah karena teologi Ilmupengetahuan Kristen menohok lebih dalam dan lebih berhasil kepada teori zat daripada konsep-konsep lainnya. Teologi Ilmupengetahuan Kristen mengekspos kepalsuan zat dalam ilmu pengetahuan, teologi dan ilmu pengobatan. Dalam mempertahankan diri dengan congkak, sistem-sistem tersebut menolak Ilmupengetahuan Kristen dengan lebih gigih dan lebih halus dibandingkan penolakannya terhadap sistem-sistem pesaingnya yang didasarkan pada zat. Para pelajar Ilmupengetahuan Kristen menemukan bahwa jika kita ingin berbuat baik pada tingkat yang rohaniah, kejahatan seakan-akan sudah siap melawan kebaikan itu, sebagaimana bola yang dilempar ke atas harus kembali ke bumi. Bahkan seakan makin besar kasih kita untuk melayani, makin gigih keinginan dunia untuk mengalihkan perhatian kita. Seorang penyembuh pernah berceritera kepada saya, bahwa suatu kali dia harus melakukan suatu pekerjaan yang sangat penting untuk seorang pasien, tetapi perhatiannya terus dialihkan kepada pertanyaan masih berapa banyak bensin di tangki mobilnya!
Pengalihan perhatian dari kasih yang lemah lembut dan bersifat Kristus ini, oleh Ny. Eddy disebut magnetisme hewani. Ini adalah istilahnya yang ilmiah untuk upaya mengalihkan ketertarikan kita yang wajar kepada kebaikan dan menggantinya dengan ketertarikan kepada kejahatan, melalui godaan dalam pikiran. Hal ini sudah melampaui persaingan dan menjadi serangan terbuka. Hal ini memusuhi kesucian, atau tidak mengetahui kesucian. Sifatnya yang memusuhi kesucian, bukan hanya ingin mematikan keinginan seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen untuk menyembuhkan orang lain, tetapi juga ingin mencederainya. Yang tidak mengetahui kesucian, terlalu dungu untuk menghargai kebaikan, dan dalam kemalasan memilih kejahatan.
Jika ada pemikiran bahwa kita tidak dapat membiayai diri kita dan keluarga kita dengan menjadi penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, atau bahwa kita tidak cukup memahami untuk menyembuhkan orang lain, atau bahwa kita tidak akan mendapat pasien, maka jelaslah bahwa hal-hal tersebut merupakan saran-saran magnetisme hewani. Saran-saran tersebut juga pendusta. Allah memelihara apa yang diilhamiNya. Setiap saran tersebut adalah perlawanan yang mentah terhadap keinginan yang wajar untuk menyembuhkan melalui sistem yang diberikan Allah kepada dunia dalam Ilmupengetahuan Kristen, yang merupakan Penghibur yang dijanjikan Yesus (lihat Yohanes 16:7). Apa pun yang hendak melawan penggenapan nubuat Sang Guru, melawan Allah dan Kristus-Nya dan tidak memiliki kuasa yang sesungguhnya.
Bagaimana keinginan itu dapat dipenuhi
Jika kita belum menemukan pembimbing dalam mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen, atau tidak memiliki kepercayaan dalam kemampuan kita untuk menyembuhkan, kasih Allah yang lemah lembut akan mengimbangi keterbatasan tersebut sama pastinya seperti sang surya akan terbit. “Kasih tidak pernah gagal,” demikian janji Rasul Paulus (1 Korintus 13:8, menurut Alkitab versi King James). Jika kita belum memahami bagaimana memilih pasien secara arif, atau bagaimana menyeimbangkan hukum insani dengan aturan-aturan ilahi, atau mengapa tidak mencampur Ilmupengetahuan Kristen dengan cara penyembuhan yang lebih rendah, atau perbedaan antara doa yang ilmiah, doa penyembuhan rohaniah, dan manipulasi mental, kita dapat menemukan setiap jawabannya dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Bagi penyembuh rohaniah, tidak ada yang tidak dicakup dalam buku itu untuk mendapatkan bimbingan sepenuhnya. Demikian pula, banyak orang dapat dibantu melalui pelajaran kursus dari seorang guru Ilmupengetahuan Kristen yang berwenang, yang terdaftar dalam majalah The Christian Science Journal.
Yang penting adalah, bahwa setiap keinginan yang tulus dan penuh kerendahan hati untuk menyembuhkan dalam Ilmupengetahuan Kristen dibangkitkan oleh Allah, dan dipelihara dan dipenuhi oleh Allah yang sama. Hal ini sama dengan kekuatan yang menyebabkan pohon forsythia berbunga, juga mengirimkan hujan dan sinar matahari yang mengembangkan bunga tersebut. “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu” (Lukas 12:32).
Tidak dapat disangkal, keinginan untuk memberkati orang lain dengan kasih yang bersifat Kristus dapat dilindungi sepenuhnya. Sistem Ilmupengetahuan Kristen bukan tidak berdaya di hadapan kejahatan yang tidak berpengetahuan atau beritikad buruk, sebagaimana sinar matahari bukan tidak berdaya di hadapan awan hujan, atau kedatangan musim semi dapat ditahan oleh musim dingin. Hukum dan kasih Allah mengatasi setiap saran kejahatan. “Kejahatan tidaklah mahakuasa; kebaikan bukanlah tidak berdaya; demikian juga tidak benar bahwa yang kita sebutkan hukum-hukum zat adalah yang utama dan hukum Roh yang kurang penting” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 207).
Keinginan untuk menyembuhkan melalui Ilmupengetahuan Kristen adalah keinginan yang suci. Keinginan itu datang dari Allah. Allah yang memunculkan keinginan tersebut, mendukung dan memenuhi keinginan tersebut bagi orang yang percaya kepadaNya. Ilmupengetahuan Kristen mengajarkan bahwa Allah adalah mahakuasa; oleh karena itu kejahatan tidak memiliki kuasa, apapun bentuk pernyataannya. Kejahatan tidak lebih berpengaruh sebagaimana halnya dengan hantu, yang dipahami sebagai khayalan oleh orang-orang berpendidikan. Tidak ada kejahatan yang memiliki pengaruh yang sesungguhnya. Jika kita percaya kepada kejahatan, kita hanya perlu bangun menyadari kebenaran bahwa Allah adalah semua, maka kita akan bebas, seperti orang yang bangun dari mimpi di malam hari.
Ilmupengetahuan Kristen memiliki tujuan yang bersifat universal. Ilmupengetahuan Kristen dikirim Allah untuk menyelamatkan seluruh umat manusia — setiap orang — dari kejahatan. Ilmupengetahuan Kristen bukanlah teologi buatan manusia yang bergelut untuk menjelaskan rahasia alam semesta mengenai kebaikan dan kejahatan. Bukan pula bedil yang terdiri dari teori-teori buatan manusia untuk menghadapi dominasi zat yang bertingkah seperti hewan gila, atau tenda yang ringkih untuk berlindung dari angin topan yang mengamuk. Ilmupengetahuan Kristen adalah pelabuhan yang aman bagi umat manusia. Hal itu adalah pesan Allah yang lengkap dan diilhami secara ilahi mengenai penyembuhan rohaniah kepada manusia, yang mendefinisikan semua kesejatian. Penemunya adalah Mary Baker Eddy. Dia memahami Ilmupengetahuan ini, lebih baik dari orang lain pada zamannya atau zaman kita. Dia menggambarkan penemuannya sebagai berikut: “Hal ini bukanlah suatu pencarian akan kearifan, melainkan kearifan itu sendiri: hal ini adalah tangan kanan Allah yang memegangi alam semesta—seluruh waktu, ruang, kebakaan, pikiran, pengembangan, sebab, dan akibat; mencakup dan memerintahi semua identitas, keindividuilan, hukum, dan kuasa” (Miscellaneous Writings 1883-1896, hlm. 364).
Penyembuhan rohaniah merupakan inti Ilmupengetahuan Kristen. Ny. Eddy mendirikan Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan, dan berseru kepada semua anggota gerejanya untuk menjadi penyembuh (lihat Buku Pedoman Gereja Induk, hlm. 92). Keinginan untuk menyembuhkan orang lain bagi seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen adalah sama wajar seperti keinginan burung kutilang untuk bernyanyi dan pohon forsythia untuk berbunga. Setiap orang yang merespon keinginan ini menanggapi suatu panggilan dari Allah dan selamat. Tidak ada kejahatan yang melawan, menunda, atau merusak rencana Allah bagi kawanan kecilNya, yang adalah kita semua.