Beberapa tahun yang lalu, saya mengalami rasa sakit yang hebat di wajah saya yang mempengaruhi mulut, rahang, telinga, dan mata saya. Pada suatu malam saat sangat menderita, saya mendengar istri saya menidurkan anak kami yang masih kecil, dan sadar bahwa saya harus membantu membawa anak-anak kami yang lain ke lantai atas. Saya turun ke bawah dan meminta anak-anak bersiap untuk tidur, dan mereka melakukannya.
Saat menuju tangga, saya jatuh. Meskipun saya tetap sadar, rasa sakit yang dahsyat membuat saya sulit bergerak. Istri dan putri saya, membantu saya untuk pergi ke tempat tidur.
Kami sekeluarga merasa terguncang dengan keadaan saya dan tahu bahwa saya membutuhkan bantuan segera. Istri saya meminta putri kami yang duduk di kelas empat untuk membacakan saya dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy, sebuah buku yang telah berkali-kali kami gunakan untuk mendapatkan ide-ide penyembuhan.
Saat putri saya mengalami kesulitan menyebutkan beberapa kata yang sukar, saya pun tertawa. Berpikir bahwa saya menertawakannya, ia pun meninggalkan ruangan sambil menangis. Dalam keadaan sulit berjalan, saya pergi ke kamarnya, dan memintanya untuk memaafkan saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa sekarang dengan sepenuh hati saya siap mendengarkan dia membacakan untuk saya.
Ia mulai membaca sekali lagi. Saya memintanya untuk membaca perlahan kata demi kata, sehingga saya dapat memahami makna setiap kata. Ia membaca sekelompok kata secara perlahan-lahan hingga satu kalimat penuh. Ia membaca dengan kepolosan seorang anak kecil dan saya mendengarkan dengan kepercayaan seorang anak kecil juga.
Saat saya mendengar dia membaca kalimat ini, "Jangan takut bahwa zat dapat sakit, menjadi bengkak, dan meradang sebagai akibat suatu hukum jenis yang mana juapun, karena sudah jelas dengan sendirinya, bahwa zat tidak dapat merasa sakit atau meradang.” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 393), saya bertanya-tanya, bagaimana mungkin?
Saya memintanya untuk membaca lagi kalimat pertama dalam paragraf tersebut, “Berpeganglah teguh kepada pengertian, bahwa Budi ilahi memerintah, dan bahwa dalam Ilmupengetahuan manusia mencerminkan pemerintahan Allah” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 393).
Itulah jawaban untuk saya. Saya harus bersikap tegas dalam pemahaman saya bahwa Allah yang memerintahi saya, bahwa tidak ada sesuatu atau bagian dari diri saya yang tidak mencerminkan keserupaan-Nya. Saya bersifat rohaniah dan sempurna, gambar dan keserupaan Roh, tidak tunduk kepada semua rasa sakit atau gangguan fisik.
Pada saat itu, saya tidak lagi terkesan oleh atau takut pada rasa sakit, kebingungan, dan ketidakmampuan yang saya alami. Saya melihat ini sebagai kesempatan untuk berkomunikasi dengan Allah, untuk mengenali kehadiran-Nya dan untuk belajar lebih banyak tentang Dia.
Sebagai keluarga, kami mengakui dan benar-benar merasakan kehadiran kekuatan penyembuhan Allah. Meskipun untuk memahami hal ini membutuhkan waktu sekitar setengah jam hanya untuk membaca satu paragraf dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, pada akhirnya saya benar-benar bebas dari rasa sakit yang mengganggu saya selama berminggu-minggu.
Kami semua sangat lega dan sangat berterima kasih kepada Allah untuk Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan serta kebenaran yang menyembuhkan yang terkandung di dalamnya. Saya memeluk erat putri saya dan menidurkannya di tempat tidur. Kami semua tidur dengan damai dan pergi ke gereja keesokan harinya. Rasa sakit itu tidak pernah kembali lagi.
Bagi saya, penyembuhan ini sekali lagi merupakan bukti bahwa membaca buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan selalu membawa perubahan pada diri kita.