Ketika Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Sucidatang ke dalam hidup saya, saya sangat senang karena buku itu berbicara kepada saya secara langsung. Pada waktu saya mulai membacanya, saya sedang melewati titik rendah dalam hidup, ketika dunia tidak bisa menawarkan apa-apa yang berarti. Tapi saya berkata kepada diri sendiri, "Oh, penulis dan buku ini sangat memahami saya—bahwa saya bersifat rohaniah, baka, dan seorang pemikir!" Belajar tentang Ilmupengetahuan Kristen menghapus jaring laba-laba dan ketakutan dari pikiran saya. Saya mulai melepaskan banyak kebiasaan kecil yang mementingkan dan berpusat pada diri sendiri. Dan saya mulai mengalami berbagai penyembuhan.
Pada suatu hari Minggu di bulan Mei 2007, saya bertugas sebagai Pembaca Pertama di gereja Ilmupengetahuan Kristen setempat, ketika bagian kanan tubuh saya—dari kepala sampai ke kaki—mati rasa. Hal ini terjadi pada waktu kebaktian, dan saya memberi isyarat kepada seseorang untuk membantu saya duduk. Pikiran saya saat itu tertuju kepada anak perempuan dan istri saya, yang baru memulai kursus keperawatan Ilmupengetahuan Kristen di negara lain. Saya berharap istri saya ada bersama saya saat itu untuk memberi penghiburan, dan saya diliputi perasaan sendu, putus asa dan kemurungan.
Saya marah dan kecewa karena merasa bahwa kebenaran rohaniah yang baru saja saya bacakan di gereja ditentang. Tapi saya telah mengalami penyembuhan dalam Ilmupengetahuan Kristen sebelumnya, jadi saya tahu, adalah wajar untuk membuktikan bahwa Allah adalah Kasih, dan bahwa Dia tidak pernah menyebabkan penderitaan atau rasa sakit. Dalam beberapa menit, anak perempuan saya yang lain datang kepada saya dan mengatakan bahwa Allah memegang kendali dan bahwa Dia mengasihi saya. Saat itu juga kesembuhan datang dalam pikiran saya, meskipun gejala-gejala kelumpuhan masih ada.
Seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen segera membantu saya, dan ketakutan bahwa saudara-saudara saya tidak akan setuju dengan cara penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen dapat diatasi dengan selaras. Doa saya saat itu tetap sederhana. Pikiran utama yang menonjol adalah bahwa saya dapat mempertahankan sifat tidak berdosa, kemurnian, dan sifat tidak bersalah yang saya miliki secara rohaniah sebagai ide Allah. Selain itu, penting juga untuk menyangkal bahwa pernyataan kesesatan, atau kejahatan dapat mengendalikan pikiran saya.
Seminggu berikutnya, saya tetap di kamar tidur, dan keluarga saya membawakan makan dan membantu saat saya perlu berdiri. Berdoa tentang masalah ini menjadi saat untuk menilai kembali arti memiliki pemahaman yang bersifat Kristus—pemahaman yang menyangkal bahwa penyakit memiliki substansi atau kesejatian. Saya berpikir banyak tentang Allah dan kemahakuasaan-Nya, dan tidak bereaksi terhadap gejala kelumpuhan, karena saya belajar mengetahui bahwa bagaimanapun juga Allah memegang kendali secara total. Mary Baker Eddy menulis dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, "Kita kehilangan makna yang luhur tentang kemahakuasaan, apabila setelah kita membenarkan bahwa Allah, atau kebaikan, ada di mana-mana dan mempunyai segala kekuasaan, kita masih tetap percaya, bahwa ada suatu kekuasaan yang lain, yang kita namai kejahatan" (hlm. 469).
Saya sering berpikir, Apakah kejahatan ini, yang menentang kasih saya kepada Allah dan ide-Nya, laki-laki dan perempuan yang diciptakan dalam gambar dan keserupaan-Nya? Tapi selama saya berdoa, saya berhenti menerka-nerka penyebab keadaan saya tersebut, karena saya menyadari sepenuhnya bahwa kelumpuhan atau saran mental yang agresif mengenai mati rasa, hanyalah suatu khayalan atau atau ilusi. Saya sadar bahwa saya tidak perlu bereaksi, baik dengan menjadi takut atau membenci karena dihadapkan dengan pengalaman yang sulit. Dalam kebenaran mutlak, tidak ada penyakit di dunia, jadi saya aman. Budi ilahi, Allah, adalah Semua dan juga tak berhingga.
Kemajuan fisik saya berjalan secara bertahap, setapak demi setapak, walaupun saya begitu terserap dalam mempelajari kebenaran rohaniah sehingga tidak memperhatikan kemajuan fisik ini.
Mengetahui dan lebih banyak memahami integritas rohaniah dan kesatuan saya dengan Allah membantu saya melihat, bahwa saya tidak dapat dipisahkan dari-Nya. Dan saya melihat bahwa keadaan tersebut dijamin dan berlaku bagi semua orang. Kita bisa membuktikan ketidaksesuatuan kuasa yang melawan Allah dengan menegaskan bahwa kita sempurna, bahwa kita adalah ide-ide rohaniah Budi illahi.
Dalam waktu tujuh hari, saya bangkit dari tempat tidur dan keluar sendiri dari kamar saya, tanpa bantuan. Keluarga saya bersukacita atas kesembuhan saya yang sempurna. Hal yang paling penting adalah saya tidak merasa takut saat terus berpartisipasi dalam pelayanan gereja, bahkan menyanyi solo. Saya melakukannya dengan penuh kebebasan, sampai saat ini juga!