Ingatan saya akan Ilmupengetahuan Kristen kembali pada masa kanak-kanak, ketika saya mengikuti Sekolah Minggu dan ibu saya selalu berpaling kepada doa dalam mengatasi masalahnya. Menoleh ke belakang, saya mempunyai kebanggaan tersendiri terhadap apa yang telah dia capai dalam membesarkan empat orang anak sebagai orangtua tunggal. Hal itu adalah tugas yang diselesaikannya pada masa Depresi. Teringat jelas dalam ingatan saya perkataan beliau, “Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan tanpa Ilmupengetahuan Kristen.”
Latar belakang ini memberikan kepada saya dasar yang kokoh akan kebenaran-kebenaran dalam Ilmupengetahuan Kristen. Kadang-kadang penyembuhan yang saya alami terjadi melalui pemahaman rohaniah yang seketika, terkadang melalui keteguhan sehari-hari dan kemajuan dalam pemahaman akan Allah, atau Roh, yang adalah Semua. Menyadari dalam doa ketetapan kebaikan dan kasih Allah untuk semua telah membuat saya menyadari bahwa apapun bukti yang sebaliknya—penyakit dan ketidakselarasan dalam berbagai bentuknya—adalah pandangan yang salah, kebohongan akan kesempurnaan ciptaan Allah.
Satu dari kesembuhan hebat yang saya alami adalah suatu kondisi sakit tenggorokan yang membuat saya tidak dapat makan atau minum. Saya seorang ibu muda pada saat itu, dan seorang teman baik dari gereja datang dan membawa anak-anak kami ke rumahnya untuk dijaga. Teman yang lain menawarkan untuk membantu merawat saya. Saya berdoa dengan sungguh-sungguh.
Setelah beberapa hari tanpa perkembangan yang berarti, suatu pagi timbul pemikiran pada saya bahwa keadaan ini bukanlah merupakan bagian dari saya, melainkan suatu kebohongan mengenai saya, pandangan salah yang bersifat mental, karena tidak mungkin ada kekurangan dalam penjagaan Allah yang penuh kasih dalam semua fungsi yang penting bagi kesejahteraan saya. Saya berjanji untuk berpegang kepada kebenaran akan wujud saya yang bersifat rohaniah, dan menolak penyakit sebagai suatu kebohongan, tanpa suatu sebab atau kelanggengan. Keyakinan ini, bersamaan dengan pertolongan dan doa yang tulus dari seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, membawa hasil bahwa suatu hari ketika saya bangun dari tempat tidur saya merasa bebas sama sekali, dan malam harinya saya makan malam bersama keluarga saya.
Baru-baru ini saya mempunyai pengalaman lain yang saya syukuri, bukan hanya karena melibatkan penyembuhan rohaniah tetapi juga karena pencerahan dan perubahan yang terjadi pada pemikiran saya. Saya sakit dengan gejala demam, yang sedang mewabah pada saat itu. Ketika doa saya sendiri tidak membawa kesembuhan, saya menelepon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen untuk berdoa bagi saya.
Dari waktu ke waktu, saya menentang akan ketidakberdayaan saya atas kemajuan dalam menyembuhkan diri sendiri, dan suatu hari, mengingat pengalaman yang lalu, saya berkata kepada penyembuh saya dengan nada agak tinggi, ”Hari ini, saya akan menolak untuk mempercayai kebohongan ini lagi.” Hal itu kelihatannya seperti niat yang positif dan baik untuk diambil, tetapi sangatlah mengejutkan ketika saya mendengar jawaban yang lembut ini: ”Biarkan saja kebenaran, yang sangat kamu kasihi itu, melakukan sendiri tugasnya.” Kata yang penting bagi saya dalam pernyataan itu adalah biarkan.
Dalam seketika nampak bagi saya bahwa dalam berdoa, pendekatan saya telah melibatkan usaha saya untuk membuat penyembuhan itu terjadi, sedangkan yang perlu saya ketahui adalah bahwa pekerjaan Allah—seluruh ciptaan ilahi—sudah senantiasa sempurna. Saya teringat akan kutipan dari Alkitab yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan menurut keserupaan Allah (Kej. 1:26), dan janji bahwa ”di dalam Dia (Allah) kita hidup, bergerak dan ada” (Kis. 17:28). Fakta itu dengan teguh menempatkan saya dalam kehadiran kesehatan, kenyamanan, keselarasan, dan kesempurnaan. Itu bukanlah keadaan yang perlu dicapai, melainkan sudah merupakan suatu fakta.
Ayat Alkitab lain datang pada saya: ”Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.” (Ibrani 12:12, 13). Sekali lagi, petunjuk itu telah datang untuk mengangkat pikiran saya agar memahami kesejatian rohaniah dan membiarkan kekuatan penyembuhan Allah memberikan efeknya.
Kemudian pada hari yang sama, semua gejala demam sembuh, dan dengan gembira saya melanjutkan kegiatan sehari-hari saya.
Setiap kesembuhan melalui doa, besar maupun kecil, adalah suatu langkah maju dalam menyadari dengan lebih jelas bahwa kita tidak akan pernah berada di luar penjagaan kasih Allah yang sempurna. Mary Baker Eddy dengan yakin memberi bukti akan hal ini dan tidak pernah menyerah dalam pencariannya akan kebenaran. Keteladanannya adalah suatu inspirasi bagi saya, dan merupakan alasan saya mengucapkan rasa syukur yang dalam.
Chestnut Hill, Massachusetts, AS