Editor Kepala majalah Sentinel mengadakan wawancara dengan Rabi David Louis:
Rabi Louis, dapatkan Anda menceritakan sedikit latar belakang perjalanan rohaniah Anda? Apa yang mendorong Anda untuk menjadi seorang rabi?
Saya dilahirkan sebagai orang Yahudi di Peoria, Illinois, AS dan orang tua saya memberikan semua pendidikan Yahudi yang tersedia. Saya kuliah di perguruan tinggi saat perang Vietnam sedang berkobar, dan saya kuliah di sebuah universitas terkenal yang saat itu kelihatannya menjadi pusat gejolak. Ada gerakan-gerakan populer yang besar yang dilakukan para mahasiswa, pencarian agama-agama Timur, dan banyak orang kembali kepada akar agama mereka sendiri. Saya menjajagi banyak agama yang berbeda, sampai akhirnya kembali kepada agama saya sendiri. Saya menuntut ilmu untuk menjadi rabi di sebuah seminari di New York, lalu pergi ke Isreal, menikah, dan ditahbiskan sebagai rabi di bidang metafisika Yahudi aliran Kabbalah. Tahun-tahun sesudah itu saya sibuk mengajar Kabbalah dan juga menjadi seorang pemusik profesional.
Tolong ceritakan mengenai Kabbalah.
Kabbalah merupakan bahasa untuk membahas kerohanian. Dalam musik ada 7 nada, dan dengan mengkombinasikan nada-nada tersebut terciptalah musik. Dalam membahas kerohanian, Kabbalah menyediakan suatu bahasa. Ada sepuluh lingkup. Kita dapat membahas hal-hal yang sama sekali bersifat kebendaan, yang sebagian bersifat kebendaan, yang sebagian bersifat rohaniah, dan yang sepenuhnya bersifat rohaniah. Dalam pengertian ini Kabbalah sangat selaras dengan Ilmupengetahuan ilahi, yang menjelaskan kerohanian yang sepenuhnya di mana dipahami bahwa zat tidak ada.
Lalu bagaimana Anda mengenal Ilmupengetahuan Kristen?
Empat tahun yang lalu, ayah saya yang berusia lanjut menderita kanker tahap terakhir yang tidak dapat disembuhkan, dan saya datang untuk menemaninya.
Ayah kembali ke rumahnya, dengan perawat-perawat yang menjaganya 24 jam. Berbagai selang dihubungkan ke tubuhnya. Saya pergi berjalan-jalan untuk melihat keadaan sekeliling. Lalu saya melihat tempat dengan tulisan Ruang Baca Ilmupengetahuan Kristen. Di situ tertulis, bahwa Ruang Baca terbuka 2 jam sehari dan kebetulan saat itu sedang buka. Saya pun masuk. Waktu itu saya hanya tahu sedikit sekali tentang Ilmupengetahuan
Kristen. Saya tahu ada Ilmupengetahuan Kristen saat masih mahasiswa. Di setiap bandara yang besar ada Ruang Baca Ilmupengetahuan Kristen, jadi saya pernah melihat buku-buku tentang Ilmupengetahuan Kristen. Dan saya juga tahu bahwa semua itu ada kaitannya dengan penyembuhan. Lalu saya berbicara dengan wanita yang menunggu Ruang Baca dan bercerita tentang ayah saya. Saya tidak ingat ide-ide yang dibicarakan, tetapi saya segera pulang dan mengatakan kepada ayah, “Ayah akan sembuh sama sekali.”
Saat berkunjung ke Ruang Baca, para petugas di sana, orang-orang yang menakjubkan, tidak berbicara tentang ide-ide secara intelektual. Yang sangat berkesan adalah keramahtamahan mereka dan seakan tempat itu sarat dengan doa. Suasananyalah yang mengesankan, penuh rakhmat dan kesantunan. Sekarang, dalam kilas balik, saya sadar bahwa mungkin sekali para pelajar Ilmupengetahuan Kristen itu berdoa.
Saya menyukai cara Anda mengatakannya—bahwa Anda merasakan suasananya, kasihnya, penyembuhannya, doanya.
Setiap hari saya kembali ke Ruang Baca, dan pada hari Minggu saya mengikuti kebaktian. Pada hari ketiga, ayah membaik dan ingin makan. Ia tidak makan selama tiga bulan, jadi saya membelikannya yoghurt dan es krim. Pada hari keempat ia ingin dadar telur yang diaduk-aduk dan semacam kue serabi, dan saya mulai mondar-mandir ke supermarket.
Pada hari kelima, Ayah bangkit dari tempat tidur. Ia ingin makan di dapur. Dengan walker (alat bantu jalan), dan di dampingi perawat, ayah makan di dapur. Di hari keenam ayah duduk di depan tv di ruang keluarga. Hari itu ayah ingin kembali menangani sendiri segala urusannya. (Sebelumnya, ayah telah menyerahkan segala urusannya kepada pengacaranya). Untuk melakukan hal itu secara sah, ayah harus membuktikan bahwa dia mampu menangani sendiri urusannya.
Jadi kami pergi ke rumah sakit pada hari ketujuh untuk check-up. Lalu ia berjalan ke bank dengan walkernya dan disambut tepuk tangan riuh dari orang-orang di sana. Sungguh saat yang indah. Dia mengambil kembali segala urusannya. Ayah pulang, dan mendapat telpon dari rumah sakit menyatakan bahwa ayah sembuh sama sekali dari penyakitnya. Dan memang benar. Ayah menikmati hidup sehat dan bahagia sampai wafat setahun kemudian.
Itulah perkenalan saya dengan Ilmupengetahuan Kristen. Para dokter dan kenalan Ayah datang ke rumah dan semuanya takjub. Yang saya saksikan adalah kebangkitan yang sesungguhnya. Hal itu merubah hidup saya. Saya memutuskan bahwa Ilmupengetahuan Kristen adalah kebenaran dan saya berniat menyelidikinya, dan mempelajarinya, dan membaktikan hidup saya untuknya. Dan itulah yang telah saya lakukan.
Bagaimana Anda mempelajarinya? Saya rasa, tentunya Anda membaca buku Mary Baker Eddy Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci.
Mula-mula tidak. Saya tidak tahu tentang Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Yang saya tahu adalah bahwa ada Ruang Baca Ilmupengetahuan Kristen dan bahwa ayah sembuh sama sekali. Saya pulang ke Israel, dan mencari di Internet. Akhirnya saya sadar bahwa Ilmupengetahuan Kristen berpusat di Boston.
Boston merupakan kantor pusat Gereja. Tetapi Ilmupengetahuan Kristen adalah suatu pergerakan yang bersifat global.
Tapi yang saya tahu, Boston adalah pusatnya, dan saya mengatakan di situlah saya harus mulai. Jadi, beberapa bulan kemudian, saya datang ke gedung ini [Badan Penerbit Ilmupengetahuan Kristen], dan mengunjungi Perpustakaan Mary Baker Eddy. Saya bertanya ke sana ke mari mencari seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen. Lalu seseorang menyarankan agar saya pergi ke pusat penyembuhan rohani di Massachusetts Avenue, yang terbuka untuk umum. Tempat itu disebut Solusi melalui Doa.
Di sana ada seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, dan semua orang dapat berbicara dengan penyembuh di situ. Jadi itulah yang saya lakukan. Saya berbicara dengan penyembuh, dan dia memberikan doa penyembuhan bagi saya. Sesudah saya pulang ke Israel, kami berhubungan melalui e-mail.
Dan saat itu Anda telah mendapatkan Ilmupengetahuan dan Kesehatan?
Saya membeli buku itu dari penyembuh. Dan dia mengirimkan petikan-petikan dari buku itu. Dia menjadi pembimbing saya di saat-saat awal tersebut.
Dan adakah petikan dalam buku itu yang benar-benar mengena untuk Anda?
Tugas rohaniah saya yang pertama adalah mengatasi apa yang kelihatannya sebagai dikotomi antara kehidupan keagamaan saya sebagai penganut agama Yahudi dan perhatian saya yang dalam terhadap Ilmupengetahuan Kristen. Bagaimana kedua hal tersebut dapat bersesuaian? Dari pengalaman jelas bagi saya bahwa keduanya memang bersesuaian. Tetapi saya memerlukan semacam dasar untuk berpijak. Lalu saya membaca petikan yang dimulai pada bagian akhir halaman 360 dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan yang memberikan suatu penjelasan metafisis yang cemerlang dan logis mengenai hal yang merupakan kesamaan, suatu penghubung, antara teologi Ilmupengetahuan Kristen dan teologi Yahudi.
Dapatkah Anda membacakan petikan tersebut untuk kami?
“….. dewasa ini orang Yahudi dan orang Kristen dapat bersatu dalam ajaran serta golongan agama berdasarkan perkataan dan pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus. Orang Yahudi percaya, bahwa Mesias atau Kristus belum datang; orang Kristen percaya, bahwa Kristus adalah Allah. Di sini Ilmupengetahuan Kristen mengetengahi, menerangkan kedua pokok ajaran itu, mengakhiri perselisihan paham, dan memecahkan persoalan ini. Kristus, sebagai ide yang benar dan rohaniah, adalah ideal akan Allah sekarang dan untuk selama-lamanya, di sini dan di manapun juga. Orang Yahudi yang percaya kepada Firman Yang Pertama tentulah seorang monoteis; ia bertuhankan satu Allah yang hadir di mana-mana. Jadi orang Yahudi setuju dengan ajaran orang Kristen, bahwa Allah sudah datang dan hadir sekarang dan selama-lamanya. Orang Kristen yang percaya kepada Firman Yang Pertama tentulah seorang monoteis. Jadi pada hakekatnya ia setuju dengan kepercayaan orang Yahudi kepada satu Allah, dan mengakui bahwa Yesus Kristus bukanlah Allah, seperti yang dinyatakan oleh Yesus sendiri, melainkan adalah Anak Allah.”
Jadi apa arti semua itu untuk Anda?
Ada tiga kata yang diketengahkan, Allah, Kristus, dan Yesus, dan orang melihatnya dari tiga sudut pandang yang berbeda—dari sudut pandang orang Yahudi, orang Kristen, dan Ilmupengetahuan Kristen. Orang Kristen akan mengelompokkan ketiga kata itu sebagai satu kelompok; Allah, Kristus, dan Yesus tidak dapat dibedakan. Yesus adalah Allah, dan Kristus adalah Allah, dan Kristus adalah Yesus dan sebagainya. Hal ini tidak dapat diterima pemikiran orang Yahudi karena Yesus adalah manusia. Kami tidak ingin mempertuhan manusia. Tetapi Ilmupengetahuan Kristen memberikan daftar ini—Allah, Kristus, dan Yesus—dan membedakan ketiganya dengan cara yang sama sekali unik. Pertama, Yesus dibedakan dari Allah. Yesus adalah manusianya, cerminan Kristus. Kristus, dalam Ilmupengetahuan Kristen adalah “ideal akan Allah sekarang dan untuk selama-lamanya.” Kristus adalah ide Allah akan manusia, manusia yang sempurna. Ini juga merupakan konsep orang Yahudi akan Mesias, manusia yang sempurna. Jadi sekarang kita melihat bahwa Ilmupengetahuan Kristen, yang menyetujui bahwa Yesus bukanlah Allah, sepenuhnya bersesuaian dengan Yudaisme, yang menyatakan hal yang sama. Orang Yahudi akan berkata, “Jadi kalau begitu apakah Kristus itu? Bukankah sama dengan Yesus?” dan Ilmupengetahuan Kristen menyatakan, “Tidak. Kristus ada di dalam kita semua. Kristus bersifat abadi. Kristus adalah pikiran abadi Allah tentang manusia.”
Kristus Yesus adalah seorang rabi yang mematuhi perintah-perintah agama Yahudi. Dan sekarang, dalam hidup saya, Ilmupengetahuan Kristen menerangi pikiran saya akan metafisika Yahudi, sehingga bagi saya pribadi, ini merupakan hal yang penting. Hanya ada satu Allah.
Hal apakah dalam Ilmupengetahuan Kristen yang paling menyentuh hati Anda?
Sebelum saya mengenal Ilmupengetahuan Kristen, saya mengalami frustasi yang mengganggu kerohanian saya. Saya mempunyai anak yang bersifat pemberontak. Saya menanggapi situasi itu seperti seorang ayah yang keras kepala. Pada dasarnya hal ini menciptakan kerenggangan yang sangat serius dalam hubungan kami, yang membuat saya sangat menderita, dan saya yakin anak saya pun demikian. Salah satu hal pertama yang saya pelajari dalam Ilmupengetahuan adalah mengenai kasih dan bahwa kasih merupakan hal yang sentral dalam penyembuhan dan doa.
Jadi saya memberi tugas pada diri sendiri setiap hari, untuk masuk ke kamar, menutup pintu dan duduk serta mengasihi anak saya, kadang-kadang sampai berjam-jam. Saya bahkan tidak tahu di mana dia berada. Saya hanya mengirimkan gelombang kasih sayang melalui ruang rohani kepadanya. Setelah beberapa waktu, kami berbicara melalui telpon untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Sebulan kemudian, dan sesudah kami berbicara sekali lagi, kami makan malam bersama. Kami berpelukan, dan semuanya hilang begitu saja. Seluruh kerenggangan itu hilang.
Bagaimana keluarga Anda menanggapi keputusan Anda untuk mempelajari Ilmupengetahuan Kristen?
Yang terutama dilihat isteri saya adalah bahwa masalah-masalah terpecahkan. Dia melihat bagaimana saya dan anak saya rukun kembali. Ketika masalah tersebut terpecahkan isteri saya sudah mendukung saya. Dia mendorong saya untuk kembali ke Amerika mencari seorang guru Ilmupengetahuan Kristen.
Apakah pelajaran kursus Ilmupengetahuan Kristen bermanfaat?
Pelajaran tersebut meletakkan semuanya di atas dasar yang sama sekali baru. Pelajaran tersebut mendatangkan kejelasan, suatu pandangan menyeluruh mengenai seluruh ruang lingkup Ilmupengetahuan Kristen. Baru-baru ini, saya merasa perlu untuk membahas Ilmupengetahuan Kristen secara terbuka dengan anak-anak saya. Jadi kami mengadakan pertemuan keluarga yang dihadiri keenam anak saya yang sudah dewasa, dua menantu laki-laki dan satu menantu perempuan, dan seluruh keluarga besar. Mereka semua bersiap menerima wejangan dari Ayah. Saya memberitahu mereka mengenai yang saya lakukan, dan mengenai penyembuhan. Saya juga memberitahu mereka bahwa Ilmupengetahuan Kristen sama sekali tidak mengganggu ketaatan saya kepada agama Yahudi. Ilmupengetahuan Kristen bersifat universal. Ilmupengetahuan Kristen menerangi setiap hal dan semua hal. Jika saya seorang rabi, saya menjadi seorang rabi yang diterangi, jika Anda seorang pengusaha, Anda menjadi seorang pengusaha yang diterangi.
Juga jika kita menganut suatu agama lain, bukan?
Ilmupengetahuan Kristen menjangkau semua agama karena merupakan meta-agama. Saya rasa, seperti banyak diketahui, Ny. Eddy mula-mula tidak bermaksud memulai suatu denominasi agama baru. Dia berpikir bahwa umat Kristiani akan menerima ajarannya. Ternyata tidak demikian; dunia belum siap menerima hal seperti itu. Oleh karena itu dia mendirikan Gereja Ilmupengetahuan Kristen. Tetapi Ilmupengetahuan Kristen bersifat universal dan saya menyatakan hal ini kepada anak-anak saya. Mereka memahami saya. Oleh karena itu mereka semua mendukung saya. Kedua menantu laki-laki saya adalah rabi. Seorang di antaranya kepala seminari. Dua anak laki-laki saya adalah rabi. Mereka semua mengatakan, “Teruskanlah Ayah. Semua itu baik.” Sungguh indah.
Menurut pendapat Anda Ilmupengetahuan Kristen dapat diterima di Israel?
Satu-satunya hal yang harus saya perhatikan adalah: Kristus Yesus bukanlah Allah. Jika hal ini dipahami, tidak ada masalah dengan hukum atau teologi Yahudi. Ilmupengetahuan Kristen unik dalam pemahamannya mengenai hal tersebut. Secara umum, Israel sangat terbuka untuk penyembuhan. Saya yakin Allah akan mendatangkan pemahaman mengenai penyembuhan di Israel, dan hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat mulia.
Menurut pendapat Anda, bagaimana peran Ilmupengetahuan Kristen bagi seluruh dunia?
Ilmupengetahuan ilahi merupakan wahyu yang tidak berbatas mengenai pikiran Allah, yang disampaikan dengan cara sedemikian rupa, sehingga setiap orang, setiap laki-laki atau perempuan, yang ingin dan bersedia menyediakan waktu serta melakukan upaya untuk mempelajarinya, dapat memahami. Kita memiliki, seperti dinyatakan Ny. Eddy dengan begitu indah, “kesanggupan yang sadar dan tetap” untuk memahami Allah. Kita semua adalah nabi Allah, dalam pengertian bahwa kita semua dapat mendengar Firman Allah. Allah berbicara kepada kita setiap saat. Kita semua hanya perlu belajar mendengarkan bahasaNya. Kita juga perlu belajar mendoa. Menginginkan kebaikan, menginginkan kebaikan yang tidak berhingga, adalah doa. Allah sendirilah yang akan mengambil keinginan Anda dan meluhurkannya dan merubahnya menjadi doa. Itu pekerjaanNya.
Hal itu memiliki implikasi yang kuat bagi perdamaian dunia—dan bagi perdamaian di Timur Tengah.
Betul sekali. Timur Tengah memiliki ciri sebagai semacam mikrokosmos bagi seluruh dunia. Israel sendiri merupakan mikrokosmos—semua agama, semua peradaban, semua budaya di dunia dipadatkan dalam sebuah Negara yang tidak jauh lebih besar dari Boston dan sekelilingnya. Tapi jika Ilmupengetahuan Kristen dipahami di antara orang Yahudi, dan orang Kristen, dan orang Arab, orang Islam di daerah kami di Timur Tengah—maka hal itu merupakan laboratorium yang baik agar dapat dipahami di dunia. Hanya ada satu Allah, satu Kebenaran, satu kebaikan. Dan Ilmupengetahuan mengenai hal tersebut adalah Ilmupengetahuan—bersifat ilmiah.
Dan bagaimana Anda melihat peran Anda sebagai pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang juga seorang rabi?
Yang pasti tujuan jangka pendek saya memiliki dua sisi. Pertama, pulang dan tinggal di Israel dan membawa yang telah saya pelajari ke Israel. Dan secara halus, secara sederhana, dengan cara yang ramah, mencari kesempatan untuk menyampaikannya kepada orang lain. Anak-anak sudah siap menerimanya di Israel. Di sana ada banyak kebebasan dalam kerohanian, dan banyak pencarian.
Dan aspek yang kedua yang menjadi perhatian saya adalah berbicara dengan para pelajar Ilmupengetahuan Kristen, yang merupakan kelompok yang sangat berbeda, karena mereka sudah mengetahui kebenaran dan Ilmupengetahuan yang diajarkan. Saya ingin berbicara kepada para pemuda Ilmupengetahuan Kristen, dan memberi mereka semangat, untuk menunjukkan kepada mereka betapa luasnya Ilmupengetahuan Kristen dan bahwa Ilmupengetahuan Kristen merupakan sarana untuk memahami karir mereka di bidang apapun yang mereka pilih. Mary Baker Eddy menyentuh hal yang tidak seorang pun pernah menyentuhnya. Saya belajar metafisika selama 40 tahun. Menurut pendapat saya, tidak dapat ada perdamaian dunia tanpa memahami karya tulis Mary Baker Eddy, hidupnya—apa yang dialaminya. Dengan memahami hal-hal tersebut, kita menghubungkan diri dengan pernyataan yang unik akan pikiran Allah untuk zaman kita, dengan cara yang paling modern, dan langsung. Saya benar-benar membaktikan karya hidup saya untuk menjadikan hal tersebut jelas bagi bangsa saya dan bagi para rabi yang saya kenal.
Dan hal yang sama berlaku juga bagi para pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang sudah mengenal Ilmupengetahuan yang indah ini. Mereka harus juga menghargai apa yang mereka miliki. Para pemuda mungkin tidak menyadari betapa besar karunia yang sudah mereka miliki. Maka saya ingin menekankan betapa berharganya karya ini, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci. Betapa indah dan berharga karya tersebut untuk mencapai puncak aspirasi seluruh umat manusia. Hal itu adalah hukum Allah.