Anda dan saya mungkin tidak pernah bertatap muka. Namun kita pasti telah melakukan perjalanan bersama, mungkin bahkan sering sekali. Sebenarnya sekarangpun kita sedang berkelana, menjelajahi alam semesta Roh.
Dan dalam perjalanan rohaniah ini kita hampir tidak pernah bepergian sendiri. Ada sebuah gerakan “kerohanian” yang luar biasa besar di sekitar kita—benar-benar suatu revolusi!—khususnya di antara kaum muda. Para ahli sosiologi mengatakan, ini merupakan suatu pemberontakan terhadap sekularisme abad ke-20—di bidang pemerintahan, akademik, dan ilmu pengetahuan. Sebuah pencarian yang mendesak untuk mendapatkan makna, ketika ketidakpastian ekonomi, terorisme, dan peperangan membayangi pikiran dunia.
Ironisnya, kebanyakan orang yang mengejar kerohanian curiga terhadap agama yang tradisional. Mereka tertarik kepada yang “suci,” namun menghindar dari “Gereja,” dari apa pun yang mereka anggap sebagai agama yang dilembagakan, seperti pengakuan iman dan upacara keagamaan yang kuno. Mereka bahkan menghindari kata-kata seperti Tuhan ataupun Kekristenan. “Saya rohaniah, namun bukan penganut salah satu agama,” adalah mantra mereka.
Hanya saja, bagaimanakah jutaan kelana rohaniah ini mendefinisikan “kerohanian?” Sebagai segala sesuatu dari Gnostisisme sampai ilmu perbintangan, dari aromaterapi hingga seksualitas—dan seringkali berbagai kombinasi dari itu semua.
Kerohanian dan Kekristenan yang asli
Meskipun dewasa ini kerohanian memiliki berbagai jalur yang berbeda, bagaimanapun juga saya berkeyakinan, bahwa semua itu pada akhirnya membimbing para pencari yang tulus kepada Roh, atau Allah. Dan saya percaya sekali, bahwa bila orang-orang ini memahami pesan Kekristenan yang asli, mereka akan menemukan, bahwa kerohanian yang diajarkan Yesus adalah yang sesungguhnya sedang mereka cari!
Bagaimanapun, Yesus adalah seorang pemberontak juga. Dia melakukan protes terhadap tradisi keagamaan pada zamannya—hirarki dan ketaatan buta kepada hukum Yahudi warisan bangsanya sendiri. Bagi Yesus, aturan tradisional untuk menyembah Allah bukanlah masalah penting. “Allah itu Roh,” sabdanya. “Dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran” (lihat Yohanes 4:20 – 24).
Yesus menunjukkan kepada dunia bagaimana menyembah Allah dalam Roh dengan melakukan hal-hal yang menakjubkan, hal-hal yang rohaniah, untuk menolong orang lain. Misalnya dengan menyembuhkan anak yang sakit ayan, dan membangkitkan anak perempuan kepala rumah ibadah dari maut. Dengan menyembuhkan orang banyak yang sakit ataupun cacat. Dengan menunjukkan, bahwa mereka jauh lebih baik daripada yang nampaknya sekedar wujud darah-dan-daging yang lemah saja. Mereka bersifat rohaniah. Diajarkannya, bahwa “Rohlah satu-satunya yang memberi hidup!” “Kekuatan manusia tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 6:63, Versi Contemporay English).
Allah adalah Roh yang murni, sumber segala penyembuhan dan kebaikan—itulah teologi Kristen zaman dulu yang diselidiki Mary Baker Eddy setelah penyembuhannya yang dramatis di tahun 1866. Dan akhirnya beliau “menerjemahkan” teologi tersebut ke dalam istilah yang dapat dipahami oleh semua orang dalam bukunya yang revolusioner Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, yang menghubungkan konsep Kristiani tentang Allah sebagai Roh dan Kasih dengan dalil dasar Kitab Suci orang Ibrani—bahwa “Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya” (Kejadian 1:27). Ny. Eddy menyimpulkan, jikalau Allah itu Roh yang murni, bagaimana mungkin “gambar dan keserupaan”Nya menjadi kurang rohaniah?
Uraian Mary Baker Eddy tentang Allah dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan cemerlang menyinari Anda dan saya sebagai keserupaan rohaniah Allah. Beliau menulis “Allah adalah Budi, Roh, Jiwa, Asas, Hidup, Kebenaran dan Kasih, yang bersifat tidak badaniah, ilahi, mahatinggi, dan tidak berhingga” (halaman 465). Jadi sebagai putra dan putri Allah, kita adalah pernyataan yang nyata dari segala yang merupakan wujud Allah: Budi, Roh, Jiwa, Asas, Hidup, Kebenaran, Kasih. Kita adalah cara Allah berbicara kepada ciptaanNya, mengisinya dengan kebijaksanaan, kenyamanan, kekuatan, keindahan, ketertiban, kasih sayang rohaniah.
Mengarahkan pandangan untuk memelihara kerohanian setiap hari
Apakah bersifat rohaniah berarti bahwa Anda dan saya hanyalah mahluk halus yang melayang-layang di udara dan terputus dari kesejatian? Sama sekali tidak. Identitas rohaniah kita adalah yang sangat sejati, dinamis, dan diperlukan mengenai diri kita. Jauh di sanubari, kita semua mengetahui, bahwa kita bersifat rohaniah. Misalnya jika Anda mencoba menggambarkan seseorang yang Anda sayangi, Anda tidak berbicara tentang keadaan jasmaninya—tingginya, berat badannya, dan warna rambutnya. Anda membicarakan dandanan rohaniahnya—integritasnya, rasa humornya, kepedulian kasihnya.
Jadi, bagaimanakah Anda dan saya memelihara semangat kerohanian kita hari demi hari? Ini sama halnya seperti memusatkan perhatian Anda di jalan. Jika saya mengendarai mobil dari rumah kami di Wellesley ke pusat kota Boston tempat saya bekerja, maka saya harus mengarahkan mobil saya menuju ke situ—dan terus melaju. Dan jika saya ingin lebih mengalami kerohanian, saya harus mengarahkan pikiran saya kepada Roh—dan terus maju. Saya harus menuju Budi, Jiwa, Asas, Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih yang ilahi—dan tetap pada arah itu. Jalan pikiran yang memutar (seperti amarah atau ketakutan atau keasyikan dengan hal-hal kebendaan) hanyalah memperlambat perjalanan rohaniah saja.
Jika Anda menatap Roh dengan teguh, maka mulailah suatu proses yang menakjubkan. Anda mulai diubah menjadi keserupaan Roh. Jika Anda fokus secara rohaniah kepada Kebenaran, maka Anda menjadi lebih jujur . Fokus kepada Kasih ilahi, maka Anda menjadi lebih pengasih dan bertenggang rasa. Fokus kepada Budi ilahi, Anda menjadi lebih cerdas.
Dan sebaliknya, kian Anda memalingkan pikiran Anda kepada Roh, kian menjadi kurang fokuslah pikiran Anda kepada zat, karena zat adalah kebalikan Roh! Amarah, atau ketakutan, atau sifat mementingkan diri sendiri makin berkurang. Sebagaimana dikatakan dalam Ilmpengetahuan dan Kesehatan “...makin dekat kita menghampiri Roh dan Kebenaran, makin hilang kesadaran kita akan zat (halaman 278). Sedikit demi sedikit Anda menjadi seorang ANDA yang baru! Seorang Anda yang lebih utuh dan rohaniah. Seorang Anda yang lebih baik. Dan seorang Anda yang lebih Anda sukai!
Kerohanian dan Penyembuhan
Apabila Anda mempercepat perjalanan rohaniah Anda, janganlah heran jika Anda mulai melihat orang lain dengan pandangan yang lebih rohaniah. Anda akan semakin melihat kerohanian mereka yang murni dan tak dapat diganggu gugat sebagai putra dan putri Allah. Dan pengakuan yang sederhana itulah yang merupakan dasar penyembuhan Kristiani—pada zaman Yesus dan pada zaman kita juga. Penemuan mendasar Mary Baker Eddy, yang dinamakannya Ilmupengetahuan Kristen ialah, bahwa penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan Yesus bukanlah peristiwa yang penuh rahasia, yang terjadi hanya sesekali, dan tanpa dasar yang masuk akal serta ilmiah. Penyembuhan-penyembuhan itu sebenarnya menggambarkan suatu hukum Allah yang sedang bekerja. Oleh karenanya hal itu dapat diulang setiap saat, oleh setiap orang di antara kita.
Doa penyembuhan adalah mengetahui, bahwa kendatipun seseorang nampaknya hancur oleh suatu keadaan kebendaan, identitas mereka yang sesunguhnya bersifat rohaniah dan utuh di mata Allah. Dan menjadi yakin akan hal tersebut, dapat benar-benar melebur penyakit dan kemalangan—dan memulihkan kesehatan dan ketenangan—dalam proses yang dikenal sebagai penyembuhan Kristiani.
Dengan kata lain, melihat setiap keadaan dari sudut pandang rohaniah merubah keadaan itu menjadi lebih baik, sesuai dengan yang disebut Mary Baker Eddy sebagai “Asas yang tetap” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, halaman 128). Begitulah cara orang Kristen dahulu kala menyembuhkan orang sakit, dan begitu pulalah cara yang dapat Anda dan saya lakukan. Ini sama seperti membangunkan orang dari mimpi—dalam hal ini seluruh mimpi yang menghipnotis, bahwa zat adalah awal semuanya dan akhir semua kehidupan—untuk menemukan kesempurnaan yang tidak habis-habisnya akan alam semesta Allah yang tak berbatas.
Dalam kurun waktu sekitar 135 tahun, para pelajar Ilmupengetahuan Kristen di seluruh dunia telah menerapkan Asas Ilmiah ini, dan telah mengalami kesembuhan dari hampir semua penyakit yang dikenal. Keluarga saya telah mempratekkannya sekitar empat keturunan.
Oleh karenanya, ujilah kekuatan rohaniah Anda. Cobalah mempraktekkan kerohanian dalam setiap segi kehidupan Anda—atau bahkan hanya dalam satu segi saja. Latihlah kerohanian Anda yang sedang tumbuh untuk menyembuhkan masalah yang dihadapi dunia, seperti korupsi dalam pemerintahan, perawatan kesehatan, lingkungan hidup, terorisme, permasalahan gereja. Segalanya. Bahkan cuaca sekalipun.
Bertahun-tahun yang lalu di dalam pesawat terbang, saya duduk bersebelahan dengan seorang wanita muda yang jelas-jelas merupakan seorang petualang rohaniah. Dia melihat saya sedang membaca Alkitab dan Ilmupengetahuan dan Kesehatan, dan mengajukan banyak sekali pertanyaan tentang Ilmupengetahuan Kristen dan penyembuhan rohaniah. Namun meskipun dia benar-benar berusaha memahaminya (dan saya berusaha keras untuk menjelaskannya), dia tetap tidak dapat memahami gagasan, bahwa kita semua bersifat rohaniah. Dan sudah pasti dia tidak dapat membayangkan kaitan kerohanian dengan penyembuhan!
Pada akhirnya saya berkata, “Bagaimana jika Anda mencobanya suatu waktu—mencoba mendoa tentang sesuatu dari sudut pandang, bahwa Roh itu sejati, dan zat tidak sejati ?” Dia memutuskan, bahwa hal itu suatu ide yang baik, dan segera tertidur.
Tidak lama kemudian, pesawat kami dihantam badai, dan mulai berputar dan terhempas dengan keras. Wanita muda itu terbangun ketakutan dan segera meminta agar saya mendoa baginya. Saya sendiri agak khawatir, jadi saya mendoa dengan keras. Saya tidak ingat persis apa yang saya katakan, namun lambat laun jelaslah bagi saya, bahwa kami bukanlah wujud kebendaan yang tidak berdaya, di dalam pesawat kebendaan yang rapuh, di tengah badai kebendaan yang buruk. Dia dan saya dan semua penumpang bersifat rohaniah. Kami bergerak di alam semesta Roh, bukan zat. Dan Rohlah, bukan pesawat itu, yang dengan aman memegang kami dalam lengan Allah. Kami bukan bidak nasib terombang-ambing di angkasa. Kami adalah ciptaan Roh, ditimang dalam kesemestaan Roh yang cerdas.
Pesawat masih terus terombang-ambing, namun kami berdua menjadi tenang. Saya mulai bercerita tentang beberapa penyembuhan yang saya alami dan betapa penyembuhan-penyembuhan itu membuat saya merasa dekat dengan Allah.
Tidak lama kemudian, kami perhatikan pesawat itu kembali terbang dengan mulus! Dan pada saat kami mendarat, tiba-tiba saya menyadari, bahwa Allah telah mengajarkan kepada kami berdua sesuatu yang amat penting tentang kerohanian kami. Saya mengatakan, “Saya pikir Anda baru saja memperoleh penyembuhan Ilmupengetahuan Krsiten yang pertama.” Dia sepenuhnya setuju.
Begitulah yang terjadi dengan kerohanian. Kerohanian menular. Kerohanian Anda yang semakin besar akan menyulut api kerohanian dalam hati para kelana lain di di alam semesta Roh. Kerohanian itu akan membantu mereka memahami wujud rohaniah mereka sendiri. Kerohanian akan membawa kesembuhan bagi mereka. Dan kerohanian Anda mungkin bahkan membantu mereka memahami Kekristenan yang asli.