Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Daging tumbuh hilang, watak diperbaiki

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Maret 2012

Diterjemahkan dari Christian Science Sentinel, edisi 7 November 2011


Kira-kira empat setengah tahun yang lalu, muncul daging tumbuh di tubuh saya. Pada  awalnya ukurannya sangat kecil dan pertumbuhannya sangat lambat. Karena alasan itu dan karena tumbuh di tempat yang tidak begitu kelihatan, saya tidak benar-benar merasa perlu untuk segera mencari kesembuhan, meskipun semula saya berdoa mengenai hal tersebut.

Beberapa  tahun sesudah itu, daging tumbuh tersebut kian membesar dan tidak enak dilihat. Sesudah memikirkan berbagai kebenaran seperti yang diajarkan dalam Alkitab dan buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy, akhirnya saya sadar, bahwa saya perlu melakukan pendekatan yang lebih tekun dan terfokus.

Petikan berikut dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan sangat membantu: “Untuk menyembuhkan penyakit yang mana juapun, diperlukan fakta yang merupakan kebalikannya” (hlm. 233). Agar dapat menggunakan pendekatan ini, saya perlu mengetahui apa sebenarnya kepercayaan palsu utama yang ada di dalam pikiran saya. Dua hal terasa menonjol. Pertama, bahwa zat memiliki kecerdasan, hidup, dan memiliki daya cipta. Ini terasa tidak benar menurut penalaran saya. Mungkinkah hakikat kehidupan terdapat dalam onggokan zat yang tidak berguna dan tidak selaras ini? Apakah pertumbuhan yang buruk ini benar-benar merupakan substansi, bagian dari tenaga alam semesta yang memberi kehidupan? Penalaran ini hampir-hampir seperti bahan tertawaan saja. Dalam kamus, kata substansi bahkan didefinisikan sebagai “hakikat kesejatian yang mendasari segala penyataan lahiriah…” (Merriam Webster’s Collegiate Dictionary). Apa sebenarnya yang saya pahami sebagai hakikat  kesejatian?

Ilmupengetahuan Kristen mengajarkan kepada saya bahwa sebab hakiki atau Asas dari semua kehidupan yang sejati adalah Allah, kebaikan; dan bahwa apa pun yang tidak serupa denganNya adalah suatu dusta atau kepercayaan palsu bahwa hidup dan substansi dapat ditemukan dalam zat—kebalikan dari ciptaan Allah yang bersifat rohaniah, suatu gejala lahir yang terbatas dan selalu berubah, suatu penyangkalan—karena kita tahu bahwa kebaikan serta kasih Allah adalah tidak terbatas dan selalu hadir. Jika daging tumbuh itu baik dan berguna, maka haruslah bersifat universal dan memberi kesenangan kepada semua dalam manifestasi yang setara. Adakah hukum atau penalaran yang mendukung pendapat tersebut? Saya sadar bahwa hal itu tidak ada. Sesuatu yang sejati haruslah bersifat permanen, abadi, selaras, bukan kacau, bersifat sementara, atau acak. Mary Baker Eddy mengatakannya dengan baik sekali saat menyatakan: “Ketidaksejatian dosa, penyakit dan maut, terletak pada kebenaran yang tidak dapat disangkal, bahwa wujud, agar bersifat abadi haruslah selaras. Semua penyakit haruslah—dan hanya dapat—disembuhkan atas dasar ini” (No and Yes, hlm. 4).

Dalam  pemahaman saya tentang keadaan tersebut, kepercayaan palsu kedua yang perlu ditolak adalah, bahwa daging tumbuh itu melambangkan sesuatu yang tidak murni. Cacat atau cela  sudah pasti tidak dapat ditemukan dalam kesadaran ilahi, satu-satunya kesadaran atau Budi yang ada, yang dicerminkan oleh semua orang. Saya berpikir bahwa sebagai saksi Allah, anakNya, saya tidak berdosa, murni, dan sempurna seperti disebutkan Yesus saat mengatakan, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat 5:45).

Saya berusaha untuk memurnikan pikiran, tujuan, dan perilaku saya. Saya bersyukur atas kesempatan untuk mawas diri dan memperbaiki diri ini.

Akhirnya menjadi jelas bagi saya, bahwa yang seakan seperti suatu keadaan yang tidak dapat diatasi tersebut hanyalah suatu kepercayaan palsu yang sedang mengalami kekalahan dalam berperang untuk mendapat pengakuan dan kehidupan, dan ternyata memang demikian. Dalam beberapa minggu daging tumbuh itu mengerut dan hilang. Tidak ada bekas yang menunjukkan bahwa di tempat itu pernah ada daging tumbuh, dan kesembuhan itu bersifat permanen. Dengan demikian, dalam skala kecil saya belajar bahwa “dengan argumen yang benar yang kita pergunakan, dan terutama dengan roh akan Kebenaran dan Kasih yang kita taruh dalam hati kita, kita akan menyembuhkan orang sakit” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 418).

Saya sangat bersyukur untuk Ilmupengetahuan tentang Kekristenan yang ditemukan oleh Mary Baker Eddy dan diberikan kepada seluruh umat manusia—Sang Penghibur yang dijanjikan Yesus “akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu” (Yoh 14:26) dan yang mendatangkan kesembuhan bagi semua orang.


Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.