Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Masalah dengan air seni disembuhkan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 September 2012

Diterjemahkan dari Christian Science Sentinel, edisi 29 Agustus 2011


Beberapa tahun yang lalu saya melakukan pekerjaan berat yang membutuhkan  kekuatan fisik yang besar. Sampai di rumah, saat ke kamar kecil, saya melihat bahwa air seni saya mengandung darah. Saya memikirkan hal tersebut untuk beberapa saat, menolak kebohongan mengenai diri saya—mengetahui bahwa ciptaan Allah yang sempurna tidak mengandung ketidakselarasan fisik jenis apa pun—lalu meneruskan kesibukan saya. Dalam waktu satu hari, air seni saya kembali normal dan saya tidak memikirkan keadaan itu lagi.

Lalu, kira-kira dua tahun yang lalu, tiba-tiba masalah itu datang lagi. Saya memeriksa pikiran saya, berdoa dan belajar selama beberapa hari, berharap mendapatkan kesembuhan yang tuntas. Ketika  kesembuhan tersebut tidak terjadi, saya menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen. Penyembuh itu segera menyatakan bahwa proses pembuangan kotoran merupakan suatu kegiatan yang normal dan wajar, dan dia mengibaratkannya sebagai pemisahan ilalang dari gandum (lihat Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm. 269).

Saat itu keluarga saya sedang menghadapi beberapa masalah yang sulit, termasuk suatu tuntutan hukum yang dibuat-buat. Saya sering dilanda stres, dan ketika mengutarakan hal ini kepada penyembuh, kami mulai berdoa tentang bagaimana mengharapkan kegiatan yang baik dan normal. Bersama-sama, kami menegaskan bahwa Allah tidak mengenal ketidakselarasan. Penyembuh dan saya membahas bahwa kesesatan, saat dibawa ke permukaan, dapat disembuhkan. Penyembuh meyakinkan saya bahwa tidak satu pun dusta-dusta itu bisa menyentuh saya.

Selagi saya terus berdoa, saya belajar mengetahui bahwa dalam Kerajaan Allah tidak ada pekerjaan yang sia-sia, bahwa saya dapat melihat kebaikan Roh, dan bahwa saya tidak boleh membiarkan kekecewaan mengambil alih pikiran saya. Saya diberitahu agar tidak menyerah, tidak putus asa, tidak menerima sesuatu pun kecuali kesempurnaan. Kuasa saya datang dari Allah, yang mahakuasa; manusia bersifat tidak bersalah, tidak rapuh, dan sempurna. Kami membahas apa yang dikehendaki Allah bagi umat manusia dan sependapat, bahwa hal-hal seperti kedamaian, kemakmuran, kemajuan, pelayanan, dan sifat-sifat Kristen menduduki puncak dalam daftar kehendak Allah bagi umat manusia.

Kami berdoa bersama selama beberapa bulan dengan semua ide tersebut, dan kesembuhan pun datang. Stres dan beban yang saya rasakan mengenai tuntutan hukum itu juga hilang. Saya sangat bersyukur.

Beberapa bulan kemudian, masalah tersebut kambuh. Saya berdoa kembali dengan penyembuh, menggunakan  ide-ide tentang kelengkap-sempurnaan manusia, tentang kegiatan yang benar, dan tentang perohanian pikiran (sebagai kebalikan dari pergantungan kepada penalaran insani yang keliru). Kita juga membahas bahwa Allah itu Semua, dan arti sesungguhnya dari kebenaran itu. Tidak ada sesuatu yang lain, selain Allah, kebaikan. Saya bertanya kepada diri sendiri: “Apa yang diketahui Allah mengenai keadaan ini?” Jawabannya terasa sangat sederhana: tidak ada. Saya juga memperoleh semangat dari ide-ide dalam suatu pernyataan yang saya gunting dari salah satu majalah Ilmupengetahuan Kristen—bahwa Allah hanya mengetahui diriNya sendiri dan ciptaanNya sendiri yang sempurna, oleh karena itu tidak dapat ada sedikit pun unsur ketidaksempurnaan.

Saat itu, selain air seni saya mengandung darah, saya juga mengalami kesulitan buang air kecil Penyembuh dan saya berdoa dengan ide tentang keadaan, kinerja, pelaksanaan, dan bagaimana sesuatu berfungsi normal. Saya akui bahwa saat itu saya takut. Saya berdoa dengan ayat dari Yohanes yang Pertama, “Kasih yang sempurna membuangkan ketakutan” (1Yoh 4:18, menurut versi King James). Di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, Mary Baker Eddy menulis: “Darah, jantung, paru-paru, otak, dsb. sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan Hidup, Allah. Tiap-tiap fungsi manusia yang sejati diperintahi oleh Budi ilahi. Budi insani tidak mempunyai kekuasaan untuk membunuh atau menyembuhkan, dan tidak berkuasa atas manusia ciptaan Allah” (hlm. 151). Penyembuh mengingatkan saya bahwa tidak ada hal yang tidak selaras dalam hidup dan bahwa kita harus terus menegaskan kebaikan, setiap waktu.

Saya juga merasa terhibur dengan pernyataan Ny. Eddy mengenai tenaga rohaniah: “penalaran insani menjadi letih dan ingin beristirahat....Kebaikan dan perbuatan baik tidak pernah letih. Kedua hal itu memelihara dirinya sendiri dan hal-hal lainnya dan tidak pernah berhenti karena kelelahan” (The First Church of Christ, Scientist, and Miscellany, hlm. 165).

Akhirnya saya menyadari dengan jelas, bahwa saya harus melepaskan semua masalah itu—karena seperti dinyatakan dalam Filipi, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu” (Filipi 4:19). Dan di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dinyatakan: “Jiwa mempunyai sumber-sumber yang tidak kering-keringnya untuk memberkati umat manusia . . .” (hlm. 60). Saya tahu saya dapat mempercayai dan mengandalkan persediaan dari Allah. Saya berpikir, “‘Allah kerjakan rencanaNya’ (Arthur C. Ainger, Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, No. 82). Saya harus memberiNya kesempatan!

Demikianlah, saya sembuh: Sekarang ini, sudah selama dua tahun keadaan saya normal. Selain itu, tuntutan hukum sudah hampir selesai tuntas. Ada dua hal yang sangat menonjol bagi saya dalam pengalaman ini: bahwa tidak ada hidup dalam zat, dan bahwa Allah, kebaikan, adalah Semua. Semua konsep di atas kelihatannya sederhana dan mungkin mudah diucapkan, tetapi kita harus tahu dan percaya bahwa pernyataan-pernyataan yang sederhana tersebut adalah benar. Sebagaimana diingatkan Ny. Eddy, “Marilah kita bersuka cita, bahwa kita takluk kepada ‘kekuasaan-kekuasaan yang ada’ yang bersifat ilahi"  (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 249).

Sekarang, saya masih tetap sangat aktif, melakukan berbagai pekerjaan yang memerlukan tenaga fisik, bermain tenis, dan melakukan olah raga lintas alam.  Ilmupengetahuan Kristen memberkati kita semua.  


Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.