Meskipun kedua orang tua saya tidak mempraktekkan ajaran Ilmupengetahuan Kristen ketika saya tumbuh dewasa, ketika masih kecil mereka pernah pergi ke Sekolah Minggu Ilmupengetahuan Kristen, oleh karena itu mereka mengirim saya dan saudara-saudara saya ke Sekolah Minggu selama beberapa tahun. Pengalaman di Sekolah Minggu itu sangat berharga bagi saya.
Semakin saya memasuki usia remaja, saya semakin kurang memikirkan Ilmupengetahuan Kristen karena menganggapnya terlalu sulit untuk dipraktekkan. Tetapi ketika saya berusia sekitar 25 tahun, perkawinan saya mengalami banyak masalah. Suami saya dan saya adalah musisi dan kami bekerja sama. Suami saya melakukan perselingkuhan, dan saya menghadapi masalah fisik yang menyakitkan. Dokter yang telah mengobati saya selama beberapa bulan akhirnya mengatakan bahwa saya menderita herpes dan satu-satunya jalan keluar bagi saya untuk menghilangkan rasa sakitnya adalah dengan tindakan operasi. Dokter tersebut mengatakan bahwa operasi itu perlu dilakukan setiap beberapa tahun, dan bahwa tidak ada obat untuk penyakit tersebut. Rupanya ketidaksetiaan suami saya telah mengakibatkan saya tertular herpes, yang tergolong penyakit kelamin yang berbahaya. Saya sangat putus asa.
Saat itu saya makin teringat tahun-tahun ketika mengikuti Sekolah Minggu, dan terpikir bahwa Ilmupengetahuan Kristen dapat menyembuhkan saya. Saya menjadi lebih rendah hati dalam menghadapi situasi seberat itu dan lebih bersedia mempelajari Ilmupengetahuan Kristen secara mendalam. Saya merenungkan wahyu yang menakjubkan mengenai Ilmupengetahuan Kristus yang diterima Ny. Eddy yang menjelaskan wujud rohaniah kita yang sejati dan juga buku yang ditulisnya, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci. Guru-guru Sekolah Minggu saya senantiasa menekankan pentingnya buku ini.
Alih-alih menjalani operasi, saya menelpon penyembuh Ilmupengetahuan Kristen untuk mendapatkan penyembuhan melalui doa. Penyembuh tersebut begitu penuh kasih dan yakin akan kuasa Allah untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Dia menganjurkan agar saya mendalami Pelajaran Alkitab Ilmupengetahuan Kristen, yang terbit secara mingguan. Saya meletakkan gagang telpon, bersyukur untuk semangat yang diberikan serta keyakinannya. Setelah bergelut melawan keengganan untuk membaca pelajaran Alkitab, secara mental saya membulatkan tekad dan mulai mempelajarinya dengan tekun dan tulus. Saya tahu bahwa saya harus memaafkan suami saya yang tidak setia, dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan benar-benar mendalami Ilmupengetahuan Kristen. Saya berusaha untuk memahami lebih baik tentang manusia yang sejati dan bersifat rohaniah, yang diciptakan Allah, dan bukan penanggapan fana tentang manusia. Saya ingin sekali menyadari bahwa di mata Allah, suami saya hanya bersifat baik dan bahwa dalam kesejatian rohaniah, hanya kebaikanlah yang berlangsung atau pernah berlangsung.
Meskipun sulit untuk melawan rasa sakit secara fisik sementara perasaan saya pun terluka karena ketidaksetiaan suami saya, saya tetap berpegang kepada pemahaman yang ilmiah mengenai segala hal, sebagaimana dijelaskan dalam Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Rasa sakit itu setiap hari semakin berkurang dan akhirnya hilang. Saya sembuh dalam sepuluh hari. Itulah akhir masalah saya. Dokter saya takjub. Tetapi bagi saya semua itu terasa wajar. Saya masih sering berhubungan dengan penyembuh itu, dan sangat berterima kasih untuk dukungannya yang teguh dalam meluhurkan pikiran, keramahannya, keceriaannya, serta doanya.
Saya terus berusaha memaafkan suami saya, dengan teguh mengetahui bahwa dia adalah ide Allah, anak Allah yang selalu dan selamanya sempurna. Saya berusaha mengetahui dengan lebih jelas ucapan Rasul Paulus dalam Alkitab, “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga” (Kis 17:28). Saya sangat bersyukur untuk penyembuhan fisik yang saya peroleh, dan kemudian saya tahu bahwa saya telah melewati suatu tahap yang penting.
Pada masa ini saya juga sembuh dari keinginan merokok, minum minuman keras, dan mengisap marijuana. Pada halaman 209 buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, Ny. Eddy menulis, “Penanggapan rohaniah adalah kesanggupan yang sadar dan tetap untuk memahami Allah.” Saya tidak lagi enggan untuk mendalami Ilmupengetahuan Kristen dengan penuh disiplin; hal itu telah menjadi sumber rasa syukur dan ilham. Meskipun teman-teman sesama pemusik mengatakan bahwa saya telah menjadi “biarawati” ketika saya tidak lagi bergabung dengan mereka menghisap marijuana, saya tidak pernah tergoda untuk kembali melakukannya. Suami saya dan saya pada akhirnya memutuskan untuk bercerai, dan sekarang, setelah bertahun-tahun, hubungan kami tetap baik.
Sampai hari ini, saya telah mempelajari Ilmupengetahuan Kristen secara konsisten dan penuh rasa syukur selama 30 tahun, serta mengalami banyak kesembuhan (dari berbagai jenis—baik kesulitan fisik yang berat maupun masalah keuangan dan pribadi, dan beberapa di antara kesembuhan tersebut terjadi dengan serta merta). Sebagian besar kesembuhan tersebut memerlukan doa yang teguh serta keberanian. Yang sangat berharga bagi saya tentang Ilmupengetahuan Kristen adalah kemajuan rohaniah, pertumbuhan, serta pembaharuan yang menyertai setiap kesembuhan.
Saya sangat bersyukur dan menghargai seluruh karya Mary Baker Eddy, yang memperjelas ajaran dan mujizat dari Sang Guru dan Juru Selamat kita, Kristus Yesus. Saya juga sangat bersyukur untuk sarana yang diberikan Ny. Eddy agar kita dapat terus tumbuh secara rohaniah dan mengikuti jalan yang ditunjukkan Yesus. Setiap hari kita dapat merasakan kehadiran Roh Kudus, yang membimbing, menjaga, dan memenuhi semua keperluan kita serta kemajuan rohaniah kita.