Meyelenggarakan kebaktian-kebaktian yang diilhami dan mengilhami—kebaktian-kebaktian yang menyembuhkan—merupakan sesuatu yang sangat dekat di hati Karl “Sandy” Sandberg dan Marian English, Pembaca Pertama dan Kedua Gereja Induk. Dalam suatu pembicaraan pada Pertemuan Puncak di Boston mengenai Gereja yang Hidup, mereka menyoroti hal ini. Berikut ini beberapa ringkasan pembicaraan mereka.
MELAKUKAN PERSIAPAN UNTUK MEMBACA
Sandy Sandberg: Bertahun-tahun yang lalu saya dipilih sebagai Pembaca di gereja cabang saya… Saya mempunyai kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Pembaca Pertama Gereja Induk yang juga baru saja terpilih. Beliau mengatakan, jika ada yang bisa saya sampaikan kepada orang yang baru saja terpilih sebagai Pembaca, inilah pesan itu: “Orang mendengar kata-kata yang anda ucapkan, tetapi mereka merasakan pikiran anda…. Ada kalanya anda berlatih mengucapkan kata-kata yang sulit, anda keseleo dalam pengucapan, anda melakukan kesalahan dalam membaca, tetapi jika pikiran anda terpusat kepada ide-ide yang ada di balik kata-kata tersebut, jika anda memelihara di dalam diri anda keinginan yang murni dan sederhana untuk memahami kata-kata itu agar dapat menyampaikannya kepada jemaat, itulah yang akan didapatkan jemaat. Mereka akan merasakan pikiran tersebut, dan anda telah melakukan tugas anda.”
Kita berlatih dengan baik dan giat agar dapat mengucapkan kata-kata dengan benar. Tetapi bukan hanya berlatih mengucapkan kata-kata, melainkan mempraktekkan ide di balik kata-kata tersebutlah yang penting. Dan praktek tersebut merupakan hidup kita…. Jadi saat kami berdiri di sini pada hari Minggu, bukan hanya praktek mengucapkan kata-kata dengan benar yang kami sampaikan, tetapi mempraktekkan kata-kata tersebut dalam hidup kita.
KURSI-KURSI KOSONG ATAU PENUH: APAKAH YANG MENJADI ALASAN KITA?
Sandy: Salah satu tantangan yang kami hadapi di Gereja Induk, yang mungkin tidak terpikir oleh anda, adalah ruang gereja yang luas, dan seringkali tidak terlalu banyak orang yang hadir. Dan saya tahu tantangan ini juga dihadapi banyak gereja cabang saat ini. Pembaca mempersiapkan bacaan untuk hari Rabo, kemudian mungkin yang datang hanya beberapa orang—ini merupakan suatu tantangan.
Marian English: Tetapi tahukah anda Sandy?...Saya tidak melihat kursi-kursi yang kosong itu. Yang saya lihat adalah mereka yang menjadi pendahulu kita, baik sebagai jemaat maupun Pembaca…. Sekarang ini giliran kita, dan kita berusaha meneruskannya dengan sebaik-baiknya. Dan saya pun menjadi tidak begitu terpaku pada kursi-kursi yang kosong melainkan pada apa yang sedang berlangsung di kursi-kursi yang terisi.
Sandy: Semua ini berkaitan dengan alasan. Semuanya berkaitan dengan pertanyaan mengapa: Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan. Apakah kita bekerja begitu keras, melakukan apa yang kita lakukan karena ingin agar orang datang? Apakah demikian? Apakah kita melakukan kegiatan ini agar anggota kita bertambah banyak? Apakah yang dikatakan Mary Baker Eddy dalam definisinya tentang Gereja dalam buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan, yang bagi saya merupakan ukuran keberhasilan yang sesungguhnya? Dia mengatakan Gereja “…memberi bukti tentang gunanya dan ternyata meluhurkan umat manusia — membangunkan pengertian yang sedang tidur … dan menyembuhkan orang sakit.” (hlm. 583). Alasanlah yang penting. Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan?.... Tuntutan dalam Ilmupengetahuan adalah untuk mencerminkan, tuntutannya adalah untuk menyatakan, tuntutannya adalah untuk memberi. Tuntutannya bukanlah untuk mengkhawatirkan apa yang akan terjadi jika orang tidak datang.
KEBAKTIAN ONLINE
Sandy: Kami mulai mengadakan kebaktian pada hari Rabo secara onine bulan Januari yang lalu. Mungkin anda tidak tahu bahwa tidak ada yang hadir secara fisik. … Kami benar-benar menyelenggarakan seluruh kebaktian itu secara online. Kami memang merekam musiknya dari kebaktian sore hari, tetapi kesaksian yang datang benar-benar berasal dari seluruh dunia… Setiap Rabo kami mendengar kesaksian dari Turki, dari Qatar di Jazirah Arab, dari Australia, Afrika, Korea Selatan, Amerika Selatan, Alaska, sampai ke Eropa, ke Jerman, ke Inggris Raya, ke Swiss. Sungguh luar biasa bersama-sama berdoa dalam hati dan merangkul semua orang di dunia pada saat yang sama….dan kesaksian pun datang dan penyembuhan pun terjadi. Penyembuhan terjadi sebagai hasil dari kebaktian-kebaktian ini.
Marian: Jika anda pernah tergoda untuk berpikir bahwa Ilmupengetahuan Kristen tidaklah seaktif dan segiat seperti sebelumnya, saya harap kita semua cukup berdisiplin untuk menghapus pikiran seperti itu. Ilmupengetahuan Kristen saat ini tetap aktif dan hidup, karena dibangun di atas hukum-hukum Allah, dan hukum itu tidak akan pudar, demikian pula sarana untuk menyampaikan hukum tersebut kepada umat manusia, yakni kedua buku yang merupakan pendeta kita: Alkitab dan Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Konsep Ny. Eddy tentang kesatuan dan kelanggengan pendeta kita dinyatakan dengan baik sekali dalam Buku Pedoman, di mana Ny. Eddy mengatakan: “….mereka akan terus berkhotbah bagi Gereja ini dan bagi dunia.” (Buku Pedoman Gereja, hlm. 58).