Selama setahun ini gereja saya di Denver telah mengadakan pertemuan untuk membahas pembaharuan gereja. Dalam diskusi awal untuk menentukan topik-topik pertemuan tersebut, saya mengajukan diri untuk menutup pertemuan pertama kami dengan doa penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen bagi gereja kami. Kami memutuskan bahwa doa penyembuhan itu juga harus langsung terkait dengan topik yang kami pilih untuk malam itu—Pelajaran Alkitab Ilmupengetahuan Kristen serta manfaatnya—bukan hanya bagi gereja kami tetapi juga bagi dunia.
Saya berbicara menggunakan beberapa catatan yang saya buat berdasarkan definisi Mary Baker Eddy tentang gereja, sebagai dasar doa penyembuhan saya. Inilah kira-kira awal doa itu:
Hari ini, dan setiap menit dalam setiap hari, gereja kita ada di dalam Budi yang tidak dapat membuat kesalahan, abadi dan mahakuasa. Karena Gereja adalah suatu ide dalam Budi, Allah, maka Gereja haruslah—dan memang—memberi “bukti tentang kegunaannya.” Gereja “meluhurkan umat manusia, membangunkan pengertian yang sedang tidur sehingga ditinggalkannya kepercayaan kebendaan dan dicapainya pengertian tentang ide-ide rohaniah….” Setiap orang di antara kita membuktikan Ilmupengetahuan ilahi dan mengikuti teladan Kristus Yesus, “membuangkan setan, atau kesesatan, dan menyembuhkan orang sakit.”
Sementara saya melanjutkan berdoa mengenai gereja dengan cara seperti itu, baris pembukaan syair Ny. Eddy yang berjudul “Kasih” terlintas dalam pikiran saya: “Kasih, sayapMu kembangkan …” (Buku Nyanyian Ilmupengetahuan Kristen, No. 30). Dalam kamus, definisi dari istilah bahasa Inggris brood (mengembangkan sayap), adalah “menunggui, menyelimuti dan mengasihi.” Gereja kita, saat ini juga ada di bawah sayap Kasih—Allah, yang melindungi. Kasih menghargai setiap kebaktian gereja, setiap pertemuan gereja, setiap anggota serta pengunjung gereja, dan Ruang Baca serta Sekolah Minggu kita. Kita semua dipeluk dan dirangkul di dalam lengan Kasih yang melindungi dan mengasihi setiap saat, bukan hanya ketika kita berada di gereja. Dan kita senantiasa menyadari keselaluhadiran Kasih ilahi. Saya mengemukakan pemikiran ini pada pertemuan itu. Dan pemikiran lainnya pun terus mengalir.
Karena tinggal dalam Kasih, gereja kita dilindungi. Tidak satu pun pemikiran atau perasaan yang tidak berasal dari Kasih ilahi—seperti kesedihan, kebencian, kejahatan, rasa suntuk, keterbatasan, depresi, atau celaan—dapat datang kepada siapa pun di gereja kita. Setiap orang hanya dapat merasakan suasana yang penuh suka cita, dan kasih yang menyembuhkan, yang didatangkan Kasih yang “mengembangkan sayapNya” di atas kita semua.
Bagaimana dengan sumber suplai gereja kita? Karena gereja berasal dari Asas ilahi, maka gereja beroperasi di bawah hukum Asas yang bersifat abadi, yang memperlengkapi gereja kita dengan suplai yang tidak berbatas. Kasih ilahi terus-menerus memberi Gereja apa yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang, melalui saluran-saluran suplai yang tidak terhalang. Betapa menakjubkan saluran yang disediakan Gereja Induk bagi dunia untuk menerima penyataan yang kongkrit dan praktis dari suplai Kasih—misalnya kebaktian-kebaktian hari Minggu. Pendeta kita, Alkitab dan Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, mendatangkan kebaikan yang tidak ternilai. Pesan-pesannya menyembuhkan orang yang kehilangan harapan, memberi jawaban bagi yang memerlukan, dan mendorong gereja kita untuk memuji dan menyembah Allah “dalam roh dan kebenaran” (Yoh 4:23). Dalam setiap kebaktian kita menemukan sukacita dan ilham. Dan Khotbah Pelajaran yang dibacakan dalam kebaktian tersebut mengajarkan bagaimana mengerjakan keselamatan kita sendiri sesuai yang diajarkan Kristus Yesus dan dinyatakan Mary Baker Eddy dalam Ilmupengetahuan Kristen.
Khotbah Pelajaran memberikan dampak rohaniah yang dalam. Hal itu memperkaya daya hidup rohaniah gereja serta komumitas kita. Dengan kebenaran-kebenaran yang menyembuhkan, Khotbah Pelajaran mengajak semua orang untuk menyembuhkan, merohanikan pikiran, dan belajar lebih banyak tentang kehidupan kita yang baka. Gereja kita dan seluruh dunia merasakan “pengaruh kebenaran yang membaharui dalam tiap-tiap liang romanya” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 224).
Setiap Khotbah Pelajaran membawa terang rohaniah kepada semua orang yang mendengarnya, dengan lembut membimbing setiap orang di antara kita, setapak demi setapak, kepada pemahaman bahwa Allah adalah Semua-dalam-semua.
Seperti dinyatakan dalam Kata Penjelasan di bagian depan Buku Triwulanan Ilmupengetahuan Kristen, Khotbah Pelajaran kita “tidak dapat dipisahkan dari kebenaran” dan “tidak tercemar dan tidak ternoda oleh hipotesa insani.” Kebenaran yang sama ini selalu hadir dalam kesadaran manusia karena Allah, yang adalah Kebenaran, senantiasa hadir. Kebenaran selalu dinyatakan kepada kita. Kebenaran menghancurkan setiap argumentasi kesesatan yang mengatakan bahwa kejahatan adalah sesuatu, bahwa kejahatan memiliki hidup, kecerdasan, atau kesejatian. Kebenaran menegaskan kebenaran wujud dan menyangkal semua yang tidak sejati tentang wujud rohaniah kita. Kebenaran menyatakan kepada setiap orang, “Sekarang ini, penyembuhan Kristus tersedia di sini!” Kita semua melihat kesadaran yang semakin meningkat akan kuasa penyembuhan Kristus, Kebenaran, dalam kebaktian-kebaktian gereja kita. Khotbah Pelajaran kita memberitakan Firman Allah, kebenaranNya yang tidak dapat dirubah.
Khotbah Pelajaran menjelaskan sebab rohaniah dan akibatnya dengan kesederhanaan yang mengesankan. Tidak membingungkan atau sulit dipahami, karena semua adalah Budi ilahi, dan kita masing-masing mencerminkan kejernihan pikiran dan sifat Budi yang mudah menerima hal-hal yang rohaniah.
Pada kebaktian-kebaktian gereja kita, pernyataan Rasul Paulus: “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada” (Kis 17:28), digaris-bawahi dalam Khotbah Pelajaran kita. Dari situ kita belajar tentang wujud kita yang sejati dan bersifat rohaniah, dan tentang kebebasan manusia dari belenggu kepercayaan apa pun akan hidup yang terpisah dari Allah.
Sungguh suatu pesan yang luar biasa bagi umat manusia!