Adalah wajar bagi orang tua untuk mengetahui keperluan anak-anak mereka dan berusaha memenuhinya. Orang tua mencerminkan sifat Allah, ibu-Bapa kita yang pengasih, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab: “Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya” (Mat 6:8). Saya ingin menceriterakan bagaimana isteri saya dan saya membuktikan hal ini.
Kami tidak berasal dari keluarga yang kaya, dan tidak selalu mudah bagi kami memenuhi keperluan anak-anak kami, tetapi kami selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen dalam hidup kami. Kami tahu bahwa Allah adalah Kasih dan mengaruniakan segala kebaikan. Sebagai hasilnya, Ilmupengetahuan Kristen mendatangkan berkat yang sangat nyata dalam kehidupan kami. Bersandar kepada kasih Allah telah memberi kepada kami semua yang kami perlukan.
Ketika kedua anak kami sedang tumbuh dewasa, kami sadar bahwa mereka masing-masing memerlukan kamarnya sendiri, lengkap dengan meja dan rak buku, agar dapat belajar dan mengerjakan tugas sekolah dengan tenang. Dengan berdoa dan mempraktekkan apa yang kami pelajari dalam Ilmupengetahuan Kristen, Bapa surgawi telah membukakan jalan bagi kami untuk memenuhi keperluan tersebut. Kami dapat menjual rumah kami dan membangun rumah yang lebih besar sehingga kedua anak kami mempunyai kamar masing-masing. Mereka sangat bahagia! Mereka senang tinggal di rumah mengerjakan tugas sekolah mereka, dan sebagai akibatnya, nilai rapor mereka sangat baik.
Setelah lulus SMU, mereka melanjutkan ke perguruan tinggi, dan hal ini memerlukan dana yang tidak sedikit. Tetapi karena kami telah membeli asuransi pendidikan untuk kedua anak kami, kami tidak perlu kwawatir mengenai keperluan tersebut. Melalui kasih Allah yang besar dan dengan mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen, setiap semester kami selalu dapat membayar uang kuliah dan memenuhi biaya tambahan yang diperlukan.
Anak sulung kami, seorang wanita, telah mendapat gelar di bidang desain grafis, dan adiknya, seorang pria, menjadi arsitek.
Suatu kali anak laki-laki kami memerlukan meja gambar, yang harganya cukup mahal. Saat itu kami tidak memiliki dana untuk memenuhi keperluan tersebut, akan tetapi kami tetap berusaha mengetahui bahwa Allah akan selalu memenuhi semua yang kami perlukan. Tanpa disangka, seorang teman dari gereja bertanya kepada saya apakah anak saya memerlukan meja gambar. Hal ini sungguh merupakan suatu berkat yang menguatkan keyakinan saya bahwa Allah selalu memenuhi segala keperluan kita.
Kedua anak kami menyelesaikan kuliahnya tepat waktu, dan kami tidak dapat menahan air mata karena perasaan haru dan rasa syukur kami, saat menghadiri wisuda mereka. Meskipun kedua anak kami menyatakan terimaksih kepada kami karena telah memenuhi keperluan mereka, kami selalu mengingatkan bahwa Bapa Surgawi-lah yang telah memenuhi kebutuhan itu. Keberhasilan mereka adalah hasil dari doa kami yang tidak henti-hentinya untuk memahami bahwa Allah akan selalu membimbing mereka di jalan yang benar. Kami selalu mengajarkan kepada mereka agar selalu setia menyembah Allah dan melayani gereja kita. Kami membantu mereka menyadari bahwa mereka hidup di dalam Allah, dan oleh karena itu senantiasa diberkati, aman, dan dilindungi.
Doa kami untuk anak-anak tidak berhenti setelah mereka menyelesaikan kuliah. Kami terus berdoa agar mereka menemukan pasangan yang tepat. Kami merasa terhibur dengan pernyataan dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci ini: “Pikiran yang tidak diucapkan bukanlah tidak diketahui oleh Budi ilahi. Keinginan adalah doa; dan kita tidak akan kehilangan sesuatu juapun dengan mempercayakan keinginan kita kepada Allah supaya dibentuk dan diluhurkan sebelum menjadi nyata dalam kata-kata dan perbuatan” (hlm. 1).
Keinginan kami diketahui Budi ilahi. Pria yang diperuntukkan Allah untuk menjadi suami puteri kami sangat patuh menjalankan agamanya dan melayani gerejanya dalam berbagai tugas. Setiap hari Minggu dia bangun pagi-pagi untuk menghadiri kebaktian dengan anak-anaknya, yang menjadi murid Sekolah Minggu. Keluarga tersebut mengikuti Firman Allah yang ke-4 secara konsisten: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel 20:8). Kami sungguh bersyukur dapat menyaksikan kesetiaan mereka dalam menyembah Allah.
Kami pun berdoa untuk putera kami. Kami tahu bahwa Budi ilahi telah menyediakan seseorang yang baik untuk menjadi isterinya. Pada suatu hari putera kami membawa seorang gadis menemui kami. Gadis itu penuh kasih dan rendah hati, sehingga isteri saya dan saya menyukainya sejak awal. Suatu saat dalam kunjungan tersebut, saya mendengar suara malaikat mengatakan: “Akulah Tuhan yang telah mempersiapkan gadis ini untuk menjadi isterinya.” Yakin bahwa itu adalah pikiran malaikat, kami menerima gadis tersebut dengan tangan terbuka dan penuh rasa syukur kepada Allah. Sekarang mereka telah menikah dan hidup bahagia. Kami juga sangat bersyukur karena menantu kami dapat dengan mudah menerima Ilmupengetahuan Kristen.
Mazmur 116 menyatakan: “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?” Isteri saya dan saya hanya dapat membalas dengan menyatakan lebih banyak kasih dan rasa syukur kepada Allah, dengan lebih banyak memanjatkan pujian kepadaNya, dan lebih setia melayaniNya. Ayat Alkitab: “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1Kor 15:58), merupakan janji yang telah dipenuhi bagi kami melalui kepuasan yang kami peroleh dengan senantiasa bersandar kepada Ilmupengetahuan Kristen untuk mengetahui bagaimana kami harus berdoa bagi kesejahteraan anak-anak kami.
Jakarta, Indonesia