Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Ujilah!

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Juni 2012

Diterjemahkan dari The Christian Science Journal, edisi Januari 2012


Saya dibesarkan dalam agama Katolik dan mendapat berbagai penjelasan tentang Allah dari pastor, suster, dan orang awam, tetapi umumnya yang saya tangkap adalah bahwa Allah itu tidak bisa dimengerti. Dari yang dapat saya simpulkan, Allah adalah Tuhan, pencipta yang mahakuasa, dan jika Dia sedang “berkenan,” kita akan menyaksikan keajaibanNya. Tetapi pada dasarnya Dia adalah suatu misteri.

Penjelasan tentang Allah ini tidak merisaukan saya karena saya tidak pernah harus mempertahankan pendapat  tersebut, dan saya pun tidak perlu memperjuangkannya. Selain itu kehidupan saya sampai saat itu baik-baik saja, dan saya tidak merasa ada yang perlu saya keluhkan. Tetapi di akhir tahun 1980, ketika pertama kali bekerja sesudah menyelesaikan kuliah, pada suatu hari saya merasa agak aneh, dan mungkin mengalami stroke ringan sehingga bagian kiri tubuh saya tidak dapat merasa. Sampai saat itu kesehatan saya selalu baik dan saya tidak pernah menderita sakit yang lebih parah daripada flu di musim dingin.

Merasa terkejut, saya segera meninggalkan ruang kerja dan menenangkan diri di kamar mandi. Saat menceriterakan kejadian tersebut kepada teman-teman sekerja, mereka mengatakan bahwa hal itu disebabkan stres, dan mungkin saya perlu minum vitamin lebih banyak. Tetapi, meskipun saya banyak beristirahat dan minum vitamin, gejalanya menjadi semakin parah. Karena sangat ketakutan, saya berbicara dengan beberapa kenalan yang bersekolah di fakultas kedokteran dan menceriterakan gejala-gejala menakutkan yang dialami “teman saya.” Mereka memperkirakan beberapa kemungkinan yang memprihatinkan, yang kelihatannya semuanya tidak bisa disembuhkan atau berakhir dengan kematian. Mereka menganjurkan agar “teman saya” itu memeriksakan diri ke dokter DENGAN SEGERA, tetapi hati saya mengatakan: “Jangan lakukan itu. Jangan bercerita lagi kepada orang lain; semua itu hanya akan memperburuk keadaan. Pasti ada jalan keluar yang lain.”

Maka saya  pun mulai berdialog dengan Allah, tetapi jelas kelihatannya Dia sedang tidak “berkenan” dan gejala-gejala itu semakin parah. Saya ingat membaca beberapa bacaan Ilmupengetahuan Kristen di halte bus, dan berpikir mungkin para pelajar Ilmupengetahuan Kristen mengetahui sesuatu yang tidak saya ketahui. Di lingkungan tempat tinggal saya banyak terdapat kotak yang berisi bahan bacaan Ilmupengetahuan Kristen, dan dengan mudah saya mendapatkan alamat Ruang Baca setempat, di mana seorang petugas yang ramah mengarahkan saya ke kantor penyembuh Ilmupengetahuan Kristen di seberang jalan.

Saya mengetuk pintu, dan seorang laki-laki muda, kira-kira seumur saya, menyapa saya dengan ramah. Meskipun saya tidak membuat perjanjian sebelumnya, dia mempersilakan saya duduk dan saya menceriterakan penderitaan saya.  Saya melukiskan gejala yang saya derita, dan mengatakan bahwa saya harus melakukan sesuatu dengan cepat, kalau tidak saya terpaksa harus memberitahukan keadaan tersebut kepada orang tua dan kantor saya.

“Tidak masalah,” katanya. “Kita akan segera menanganinya.”

Saya merasa agak heran, karena dalam pengalaman saya yang terbatas, diperlukan banyak waktu dan dana untuk memperbaiki hal-hal yang buruk.

Mungkin sekali penyembuh itu berbicara jauh lebih banyak, dan dia memberi saya buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Tetapi yang paling saya ingat adalah pesannya yang khusus:

1)    Usahakan agar tidak merasa takut selama 24 jam

2)   Buang semua pikiran yang gelap dan menakutkan dan gantikan dengan pikiran yang menyenangkan dan penuh kasih dan kebaikan. Mary Baker Eddy menyatakan dalam buku ajarnya Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Berjagalah di pintu pikiran. Jika kita hanya membiarkan masuk kesimpulan-kesimpulan yang ingin kita lihat diwujudkan dalam tubuh, maka kita akan menguasai diri kita sendiri dengan selaras. Kalau kita berhadapan dengan suatu keadaan yang kita katakan menyebabkan penyakit, entah hal itu keadaan udara, suatu usaha jasmaniah, hal turun-temurun, penularan, atau suatu kecelakaan, maka lakukanlah tugas kita sebagai penjaga pintu dan tutuplah pintu terhadap pikiran serta ketakutan yang tidak sehat itu. Tolaklah dari budi fana semua kesesatan yang merugikan, maka tubuh tidak dapat menderita oleh karenanya. Keputusan tentang kesakitan atau kenikmatan harus datang kepada kita dengan jalan budi, dan seperti penjaga yang meninggalkan pos penjagaannya, kita membiarkan masuk kepercayaan yang mengganggu, dan lupa bahwa dengan pertolongan ilahi kita dapat melarang masuk kepercayaan itu” (hlm. 392-393).

Kemudian penyembuh itu minta saya menelpon keesokan harinya dan melaporkan keadaan saya. Sesudah itu, saya bertanya: “Bagaimana jika tidak berhasil,” dia menjawab penuh percaya diri:

“Tidak mungkin.”

Saya ingat memandang orang itu dan berpikir, Begitu saja? Apakah dia tidak mendengar apa yang saya katakan? Keadaan saya benar-benar buruk. Sudah pasti, saya tidak menggambarkan keadaan itu dengan cukup mengerikan dan rinci. Ketika saya mengutarakan keraguan saya, dia mengatakan kata-kata yang paling menakjubkan yang pernah saya dengar: “Jangan hanya percaya kepada kata-kata saya. Ujilah apa yang saya katakan.

Ujilah. Siapa yang memiliki keyakinan seperti itu mengenai agamanya? Dengan lemah saya mengiyakan, mengucapkan terima kasih, dan pulang. Saya berbaring di tempat tidur, dan, dengan sekuat tenaga, memikirkan kejadian yang paling membahagiakan, memberi rasa aman, dan menyenangkan, dan berusaha melakukannya selama mungkin, mungkin 30 detik.

Saya melakukan hal itu selama dua minggu, meskipun terkadang saya gagal dan pikiran yang gelap muncul lagi. Dalam jangka waktu tersebut, saya mengikuti saran penyembuh dengan sebaik-baiknya dan berjuang untuk mengusir pikiran tentang penyakit. Yang membuat saya tetap bertahan adalah kesaksian penyembuhan yang menakjubkan yang saya baca di bab terakhir Ilmupemgetahuan dan Kesehatan, yang berjudul “Buah Ilmupengetahuan Kristen.” Kelihatannya kesaksian-kesaksian tersebut ditulis oleh orang-orang biasa, orang kebanyakan, seperti saya, yang hanya datang kepada Ilmupengetahuan karena putus-asa—seperti saya. Dan ternyata mereka berhasil, bahkan mereka yang ateis. Rasa syukur dan ketakjuban yang mereka nyatakan pada akhir kesaksian mereka memberi saya keberanian untuk terus maju, khususnya ketika tantangan fisik yang saya hadapi seakan tidak akan pernah berhenti.

Dengan perlahan tetapi pasti, saya dapat menguasai gejala itu. Setiap kali saya merasa akan ada serangan, saya buangkan pikiran tentang tubuh dan saya merohanikan pikiran. Dan setiap kali saya melakukan hal ini—kemudian berusaha melihat apa yang terjadi—tubuh saya ternyata normal sama sekali. Setelah melakukannya sekitar 500 kali, akhirnya saya berpikir: “Berapa kali saya harus membuktikannya? Ny. Eddy benar, “akui sajalah!” Saat itu juga semua gejala hilang.

Saya ingat kemudian saya berjalan ke kantor penyembuh Ilmupengetahuan Kristen itu dan tiba-tiba menyadari apa yang telah terjadi. Seperti beribu orang sebelum saya, saya baru saja membuktikan bahwa Ilmupengetahuan Kristen benar. Dan jika Ilmupengetahuan Kristen benar, berarti penjelasannya tentang Allah juga benar. Dan itu artinya Alkitab juga benar. Ini berarti bahwa Yesus benar-benar pernah ada dan menyembuhkan orang sakit. Dan saya tidak perlu khawatir akan sakit lagi. Seperti yang dikatakan orang-orang yang telah mengalami kesembuhan, saya serasa terbang di udara.

Pengalaman selama dua minggu itu mungkin merupakan yang paling sulit yang pernah saya hadapi. Tetapi dasar rohaniah yang sangat kokoh telah terpasang, yang menjadikan saya boleh dikatakan bebas dari penyakit selama 20 tahun terakhir. Kemudian saya menjadi anggota Gereja Induk dan gereja cabang, dan dengan suka cita terus membagikan majalah Journaldan terbitan lainnya, Christian Science Sentinel, ke seluruh Los Angeles, dengan harapan, seseorang yang sedang ketakutan akan membaca, seperti saya, dan disembuhkan. Saya tidak pernah kehilangan kesempatan untuk mengatakan bahwa saya adalah pelajar Ilmupengetahuan Kristen dan minta kepada teman-teman yang bekerja di bidang kedokteran untuk mengirim kasus-kasus yang tidak dapat disembuhkan kepada Ilmupengetahuan Kristen. Bagaimanapun juga, saya mengatakan kepada mereka, Ilmupengetahuan Kristen, dapat diuji!


Susan Self bekerja di bidang hubungan masyarakat dan tinggal di Los Angeles, California, AS.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.